Jumat, 01 November 2013

Bolehkan Kita Menyebut Yahudi sebagai Cucu Kera atau Cucu Babi?


Foto: ‎Bolehkan Kita Menyebut Yahudi sebagai Cucu Kera atau Cucu Babi? 

Allah berfirman tentang kaum Yahudi dalam Surat Al-Baqarah ayat 65:

وَ لَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِيْنَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُوْنُوْا قِرَدَةً خَاسِئِيْنَ

“Dan sesungguhnya telah Kami ketahui orang-orang yang melanggar perintah pada hari Sabtu, maka Kami firmankan : Jadilah kamu kera-kera yang dibenci !”

Dan juga di Surat Al-Maidah ayat 60:

قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ

Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?" Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. 

Lalu apakah kedua ayat ini bisa dijadikan landasan untuk menyebut kaum Yahudi sebagai keturunan kera dan babi? Jawabannya tidak, karena: 

1. Kera dan babi yang disebutkan Allah pada ayat di atas tidak memiliki keturunan, sebagaimana diterangkan dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, "Allah tidak memberikan keturunan kepada yang berubah bentuk. Dan (hal ini) telah terjadi dahulunya (pada orang-orang yang berubah menjadi) kera dan babi." 

2. Bahasa seperti ini sangat provokatif dan bukan sifat seorang muslim. Seorang muslim hendaknya bisa menyatukan masyarakat, bukan melakukan provokasi sehingga terjadi pertentangan.

 3. Ini adalah salah satu bentuk cacian, dan seorang muslim dilarang untuk mencaci manusia, hewan, kayu dan semua yang ada di alam raya ini.

4. Manusia tidak mendapat bagian dosa dari para nenek moyangnya. Betapa banyak kita temukan orang kafir yang anaknya muslim, bahkan sebagian orang tua sahabat Nabi adalah kaum musyrik. 

-Dikutip dari kitab "Khitabunal Islami fi 'Ashril 'Aulamah" karya Dr. Yusuf al- Qaradhawi‎

Allah berfirman tentang kaum Yahudi dalam Surat Al-Baqarah ayat 65:

وَ لَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِيْنَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُوْنُوْا قِرَدَةً خَاسِئِيْنَ

“Dan sesungguhnya telah Kami ketahui orang-orang yang melanggar perintah pada hari Sabtu, maka Kami firmankan : Jadilah kamu kera-kera yang dibenci !”

Dan juga di Surat Al-Maidah ayat 60:

قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ

Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?" Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.

Lalu apakah kedua ayat ini bisa dijadikan landasan untuk menyebut kaum Yahudi sebagai keturunan kera dan babi? Jawabannya tidak, karena:

1. Kera dan babi yang disebutkan Allah pada ayat di atas tidak memiliki keturunan, sebagaimana diterangkan dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, "Allah tidak memberikan keturunan kepada yang berubah bentuk. Dan (hal ini) telah terjadi dahulunya (pada orang-orang yang berubah menjadi) kera dan babi."

2. Bahasa seperti ini sangat provokatif dan bukan sifat seorang muslim. Seorang muslim hendaknya bisa menyatukan masyarakat, bukan melakukan provokasi sehingga terjadi pertentangan.

3. Ini adalah salah satu bentuk cacian, dan seorang muslim dilarang untuk mencaci manusia, hewan, kayu dan semua yang ada di alam raya ini.

4. Manusia tidak mendapat bagian dosa dari para nenek moyangnya. Betapa banyak kita temukan orang kafir yang anaknya muslim, bahkan sebagian orang tua sahabat Nabi adalah kaum musyrik.

-Dikutip dari kitab "Khitabunal Islami fi 'Ashril 'Aulamah" karya Dr. Yusuf al- Qaradhawi
- https://www.facebook.com/suara.alazhar

0 komentar:

Posting Komentar