Minggu, 23 Desember 2012

Tokoh-tokoh Ini Anggota Freemasonry? – 1

Joko Widodo
Tokoh yang akrab disapa Jokowi ini melejit ke kancah perpolitikan nasional setelah memesan mobil Esemka, mobil rakitan anak-anak sekolah di kota dimana ia menjabat sebagai walikota; Solo. Ia lalu diusung PDIP dan Partai Gerindra untuk maju sebagai calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2012, berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama, mantan Bupati Belitung Timur dan anggota DPR RI dari Fraksi Golkar yang akrab disapa Ahok. Ia sukses memenangi putaran pertama Pilkada dengan perolehan suara di luar dugaan; 43,6 persen, mengalahkan Gubernur Fauzi Bowo yang maju dalam Pilkada sebagai incumbent, dan berpasangan dengan Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli, karena Fauzi Bowo hanya meraih 34,05 persen suara.
Sejumlah pengamat politik, seperti Andrinof Chaniago dan Burhanuddin Muhtadi, meyakini bahwa Jokowi menang karena figurnya yang ramah, murah senyum, merakyat dan tidak suka menebar janji muluk-muluk, dan karena kesuksesannya memimpin Kota Solo selama dua periode. Jokowi pun muncul sebagai sosok fenomenal yang dielu-elukan dan diagung-agungkan oleh banyak orang. Ia bahkan dianggap sebagai tokoh masa depan Indonesia, dan diyakini bakal memenangi putaran kedua Pilkada DKI Jakarta pada 20 September 2012, karena seperti dikatakan Andrinof Chaniago, kemenangan yang diperoleh akibat figur, sulit dibendung.
Pada akhir Februari 2012, tepatnya di tanggal 23, muncul sebuah berita yang kurang menarik, namun berita ini pastinya akan sangat mengejutkan bagi penggemar kasus-kasus konspirasi Yahudi di Indonesia. Dikutip dari Harian Joglosemar edisi Kamis 23 Februari 2012, Rotary Club (RC) Solo Kartini melantik Istri Walikota Surakarta Iriana Joko Widodo sebagai anggota kehormatan mereka, bersamaan dengan ulang tahun ke-107 Rotary Internasional.
Pastinya yang membaca berita ini terkejut. Siapa sangka Pak Walikota yang mereka bangga-banggakan ternyata teman dekat agen kolonialisme dan Zionisme. Seperti dikutip dari Eramuslim, peneliti tentang Zionisme Ridwan Saidi, yang dinukil dari buku Jaringan Yahudi di Nusantara karangan Artawijaya, menyebut Rotary Club Internasional sebagai perabot Zionis. Sebagai organisasi elit yang menjalankan misi kemanusiaan, Rotary Club sepenuhnya dikendalikan oleh Freemasonry dan Zionisme. Bahkan sebelumnya (seperti dikutip dari Sragenpos edisi 15 Juli 2011) Walikota Solo, Joko Widodo, bersama sejumlah anggota Rotary Club Solo Kartini meninjau proyek porselenisasi di RT 8 RW XX, Krajan, Kadipiro, Solo pada Jumat (15/7).
Dalam laporannya, Nahimunkar.com juga menyebut bahwa Rotary Club dan saudara kembarnya, Lions Club, merupakan kaki tangan Zionis. Rotary Club mempunyai persamaan besar dengan Freemasonry. Keduanya memiliki pemahaman yang sama tentang nilai dan semangat yang membentuk jiwa seseorang, seperti ide egaliti, fraterniti, semangat humanisme, dan kerjasama internasional. Ini adalah semangat yang sangat berbahaya yang diarahkan untuk mengikis karakteristik bangsa-bangsa dan menguburkan segala bentuk loyalitas, sehingga pribadi-pribadi akan kehilangan identitas dan harga diri, serta hidup dalam kebimbangan. Akibatnya, tak ada lagi kekuatan yang dominan, kecuali orang-orang Yahudi yang terus-menerus berambisi mendominasi dunia.
Seperti dikutip juga dari Nahimunkar.com, FUUI menjelaskan bahwa Rotary Club mencekoki anggotanya agar mengikuti agama yang diakui atas dasar persamaan sesuai urutan abjad, seperti Budha, Islam, Yahudi, Masehi, dan seterusnya. Dalam urutan terakhir tersebut, Taoisme, sebuah keyakinan orang-orang Tionghoa yang muncul pada abad ke-6 SM, meyakini bahwa kebahagiaan dapat terpenuhi dengan tercapainya kebutuhan insting manusia dan kemudahan hubungan sosial dan politik sesama manusia.
Sebenarnya Tidak Mengejutkan. . .
Pada hakikatnya, siapapun yang cermat menelusuri sepak terjang Jokowi sejak awal, tidak akan terkejut, karena agaknya ia memang tidak tanggap dan tidak memiliki sensitivitas terhadap masalah-masalah akidah. Ini tercermin dari dua kali Pilkada Solo dimana dua-duanya ia berpasangan dangan wakil beragama Nasrani, dan ketiga di Pilkada DKI. Memang banyak sekali versi-versi tentang pengkafiran orang-orang yang berbuat salah kaprah seperti Jokowi ini. Ada yang mengkafirkannya ada yang belum berani. Padahal dalam ayat al-Qur’an banyak tertera larangan memberikan kepemimpinan serta kepercayaan kepada orang kafir, atau yang disebut dengan tawalli.
 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nashrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”( QS. Al-Maidah 5:51)
Syaikh Abdullah Ibnu Abdillathif Ibnu Abdirrahman Ibnu Hasan Ibnu Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahumullah berkata saat menjelaskan penjelasan tawalli dan muwalah: “Tawalli adalah kekafiran yang mengeluarkan dari millah, dan ia itu seperti membela mereka dan membantu mereka dengan harta, badan dan pendapat (dalam memerangi kaum muslimin). Dan muwalah adalah dosa besar, seperti menuangkan tinta atau merautkan pena atau berseri-seri kepada mereka seandainya dia menyodorkan cemeti untuk mereka”. (Ad Durar As Saniyyah: 8/422, lihat At Tibyan Fi Kufri Man A’anal Amrikan 98)
Adapun apa yang dilakukan Jokowi sangat membahayakan kaum muslimin. Sewaktu-waktu dapat dengan mudah, dengan justifikasi peraturan yang berlaku, bahwa jabatannya akan berpindah dengan orang-orang yang kekafirannya bahkan disepakati oleh ahli bid’ah sekelas murjiah sekalipun. Sungguh perbuatan tawalli yang mengkafirkan. Seperti diketahui, wakil-wakil yang diajukan untuk menjadi orang nomor dua setelah Jokowi adalah nasrani tulen seperti Rudy dan Ahok.
Bisa jadi suatu saat, dengan prestasi dan kepandaiannya, Jokowi akan melesat sebagai capres. Hingga seperti biasa, partai sekuler PDIP bukan tidak mungkin akan menampakkan simbol-simbol pluralisme lagi dengan mengangkat calon wakil dari kalangan kafir asli. Tidak mustahil jika partai-partai seperti PDS akan mendomplengkan wakilnya kepada PDIP, sebab PDIP ini terkenal sangat abangan, sebuah sisi oposisi dari santri.
Pedulilah Akan Akidah Wahai Para Aktivis . . .
Hingga akhirnya, sebagai aktivis Islam, dari manapun golongannya, hendaknya peduli kepada akidah dan keimanan seseorang. Jangan sampai salah memilih panutan dan idola. Serta sebuah tindakan yang salah kaprah ketika membangga-banggakan dan membela orang-orang macam ini. Tidak dipungkiri mereka yang telah disebutkan diatas merupakan orang jenius, tetapi keberadaan orang-orang seperti mereka merupakan fitnah dan cobaan bagi kaum muslimin.
Belum juga kasus-kasus lain, seperti ritual musyrik kala Jokowi memandikan mobil Esemka, kasus-kasus seperti ini harus menjadi perhatian dari kaum muslimin. Apalagi banyak aktivis dan thullab Islam serta mengaku membela-bela Palestina dan negeri-negeri yang dijajah lainnya, tetapi secara sadar atau tidak telah membela dan menyanjung-nyanjung mereka-mereka yang bergandengan tangan denga orang kafir yang telah dilaknat sebagai anak cucu babi dan kera.
” Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. (QS. Al Baqarah: 120)
Petunjuk yang mengarah
Jika Anda sangat tidak memercayai artikel di atas, cobalah cermati foto-foto ini :
Nama Raja ini makin mencuat setelah ditunjuk Presiden SBY menjadi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Meneg BUMN). Bahkan begitu menjabat, dia langsung membuat gebrakan-gebrakan yang membuat orang tercengang. Oleh banyak kalangan, ia kini juga digadang-gadang untuk dijadikan calon presiden pada Pilpres 2014.Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan mantan Presiden Amerika Bill Clinton adalah anggota Freemasonry. Banyak memang makna simbol dari acungan jempol, telunjuk dan kelingking. Di antaranya, ungkapan “I Love You” dan jika dalam bidang musik merupakan ungkapan jati diri pemusik cadas seperti jenis musik metal. Namun, sesungguhnya simbol itu merupakan Devil’s Horn Sign atau Simbol Tanduk Setan yang merepresentasikan satanic atau pemujaan terhadap setan . Di kalangan bangsa Yahudi, termasuk dalam organisasi Freemasonry, simbol itu merupakan bentuk penghargaan atau penyembahan terhadap Bhapomet, raja Iblis.
Sebelumnya, di media yang di pimpinnya, yang bernaung di bawah Jawa Pos Group, Dahlan memberi tempat eksklusif bagi kelompok liberal, seperti Ulil Absar Abdallah dan kawan-kawan. Mereka mengisi rubrik ‘Kajian Utan Kayu, yang pesan-pesannya kental akan nuansa pluralisme dan deislamisasi.menurut ustad Abu Bakar Ba”asyir, orang Islam pada zaman nabi juga menganut pluralitas, tapi bagaimana mengaturnya? beliau menjelaskan, “Yang berlaku harus hukum Islam, orang kafir boleh hidup di bawahnya, hukum islam yang urusannya ritual berlaku hanya untuk orang Islam saja, orang kafir tidak, tapi hukum Islam yang urusannya untuk peraturan umum berlaku untuk semua, begitulah Islam”. Jadi menurut ustad Abu, orang yang berfaham pluralisme adalah murtad, apalagi faham demokrasi.
Namun, tentang tokoh yang sedang naik daun ini. Berdasarkan data sejumlah sumber, web itu menulis bahwa Dahlan Iskan tercatat sebagai anggota dari Lions Club Indonesia, organisasi milik Freemasonry, dengan nomor keanggotaan 83335. Ia menjadi anggota dari Distrik 307B Indonesia-Surabaya Surya. Ia bahkan sempat menjadi ‘presiden’ distrik tersebut, dan kini menjabat sebagai salah seorang direktur. Tak heran jika pandangan-pandangannya sangat neoliberal.
Kini, saat sedang menjabat sebagai Meneg BUMN, Dahlan sedang melanjutkan langkah yang pernah dilakukan pemerintahan Megawati Seokarnoputri dan dikecam banyak orang; privatisasi BUMN. Satu per satu BUMN yang ‘sehat’ masuk dalam rencana penjualan. Pembelinya tidak lain adalah kapitalis asing (baca; Yahudi).
Lions Club adalah sebuah klub yang diyakini oleh para ahli menginduk kepada Fremansonry, tangan Zionisme Internasional. Tidak semua orang bisa menjadi anggota organisasi ini, karena hanya orang-orang yang di anggap berhasil/sukses dan berpengaruh saja yang bisa masuk ke dalamnya.
Lions club secara lahiriah menyerukan ide “Ikatan Kemanusiaan” dan menghilangkan diskriminasi antara umat manusia. Namun hakikat yang sebenarnya adalah organisasi ini merupakan mantel selubung Zionisme. Ketika berbicara soal utang, Dahlan Iskan membuat “penyesatan” luar biasa. Ini lah kutipannya;
“Apakah anda senang dengan utang yang terus meningkat? Hingga April 2012, utang pemerintah sudah mencapai Rp1.903 triliun. Data Bank Indonesia tahun 2012 menyebutkan, pada tahun 2006 total utang luar negeri Indonesia sebesar 132,63 miliar dollar AS, namun pada 2011 utang itu sudah membengkak menjadi 221,60 miliar dollar AS.
Ada yang cukup menggelitik soal utang yang terus meningkat. Itu ada di tulisan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, yang berjudul “Tekad Baru: Hidup Yang Polos-Polos Saja”. Sebetulnya, pesan yang hendak disampaikan Dahlan lewat tulisan itu sangat bagus: bagaimana tekad yang sederhana bisa mendorong harapan. Hanya saja, ketika berbicara soal utang, Dahlan Iskan membuat “penyesatan” luar biasa.
Dahlan Iskan bercerita tentang pertemuannya dengan warga desa Bunigeulis, yang berada di lereng Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat. Warga desa itu sedang diliputi kegelisahan terkait masalah bangsa. Salah satunya adalah soal utang negara yang terus meningkat.
Kepada warga desa itu Dahlan Iskan mengajukan pertanyaan begini: baik mana Anda punya utang Rp8 juta tapi kekayaan Anda Rp10 juta, dengan punya utang Rp20 juta tapi kekayaan Anda Rp100 juta? Bagi Dahlan Iskan, tak soal utang Anda meningkat berapapun besarnya, asalkan kekayaan anda juga meningkat drastis.
Penjelasan Dahlan Iskan betul. Akan tetapi, jika penjelasan itu adalah analogi terhadap kondisi utang negara kita saat ini, maka jelas terjadi manipulasi besar-besaran di situ. Sebab, penjelasan soal utang negara tak sesederhana kisah dua orang yang saling pinjam-meminjam.
Pertama, utang negara yang terus meningkat tidak disertai dengan perbaikan kondisi dan kualitas hidup rakyat. Artinya, penggunaan utang itu belum tentu untuk menggerakkan perekonomian yang menyejahterakan rakyat.
Sebagian besar utang itu dipakai untuk menggerakkan sektor keuangan. Sangat sedikit yang dipakai untuk menggerakkan sektor real, yang notabene menyangkut rakyat banyak. Dari data yang ada disebutkan, sebanyak 39,6 persen utang itu dipakai untuk menggerakkan sektor keuangan. Sedangkan 9,3 persen dipakai untuk perbaikan infrastruktur listrik, gas, dan air. Kemudian sekitar 4,7 persen dipergunakan untuk pengangkutan dan komunikasi. Sementara pertanian, yang menjadi tempat bergantungnya puluhan juta rakyat, hanya menerima alokasi 3,0%.
Ini yang membuat akumulasi utang luar negeri Indonesia tidak berkontribusi pada perbaikan infrastruktur, perbaikan layanan dasar, dan penciptaan lapangan kerja secara massif.
Kedua, sejarah utang—terutama yang berhubungan dengan negara-negara dan lembaga imperialis—adalah “jebakan” alias perangkap (debt trap). Utang luar negeri, seperti ditulis oleh Susan George dalam buku “Debt Boomerang: How Third World Debt Harms Us All”, merupakan suatu mekanisme yang dibuat oleh negara maju (pendonor) untuk memaksa negara penerima (peminjam) mengikuti aturan-aturan atau langkah-langkah yang mereka paksakan.
Negara yang ‘terperangkap utang’ akan dipaksa untuk terus menggenjot ekspornya—terutama ekspor bahan mentah—dan melakukan penghematan pada pengeluaran pemerintah dan belanja kesejahteraan sosial. Ini yang terjadi di sejumlah negara Amerika latin satu dekade lalu dan sekarang terjadi di Indonesia.
Mungkin kita akan bangga dengan ekspor yang meningkat. Akan tetapi, seperti ditulis oleh Eric Toussaint, Presiden Komisi Penghapusan Utang Negara Dunia Ketiga, ekspor ini tidak lebih dari penjarahan kekayaan alam. Menurut Toussaint, dalam dua dekade terakhir, telah terjadi transfer kekayaan berkali-kali lipat dari pinggiran (dunia ketiga) ke pusat (negeri-negeri imperialis). Yang terjadi, negara dunia ketiga akan mengalami kekurangan bahan mentah dan bencana ekologis.
Di samping itu, untuk membayar utang, negara penerima pinjaman harus melakukan penghematan besar-besaran: pemangkasan subsidi, privatisasi layanan publik, dan lain-lain. Bahkan, tidak sedikit disertai dengan privatisasi BUMN. Akibatnya, rakyat dipaksa membayar mahal akses kebutuhan dasarnya (pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik, makanan, dan lain-lain).
Inilah yang menjelaskan mengapa peningkatan utang luar negeri justru berbarengan dengan tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup manusia Indonesia. Itulah sebabnya mengapa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia, pada tahun 2011 lalu, terperosok di peringkat 124 dari 187 negara.
Jadi, alih-alih kekayaan nasional Indonesia meningkat, utang luar negeri justru menjebak Indonesia dalam “lingkaran krisis”. APBN tidak pernah sehat karena sebagian dipakai membayar cicilan utang. Sedangkan anggaran untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat terus dipangkas. Lantas, apa buktinya bangsa kita menjadi kaya karena utang? Silahkan tanyakan ke Dahlan Iskan“. (selengkapnya, KLIK DI SINI)
Sejak Lama . . .
Sepak terjang kaki tangan Zionis di Indonesia telah berlangsung lama, sejak sebelum Indonesia merdeka. Mereka merekrut orang lokal untuk mempropagandakan slogan mereka, seperti hak asasi anusia (HAM), demokrasi, sikap moderat, toleransi, liberalisme, dan sebagainya. Apalagi Belanda terkenal sebagai tempat pertemuan Zionis Internasional sejak dulu kala.
Dr Th. Stevens, seorang sejarawan Belanda, dalam bukunya: ‘Tarekat Mason Bebas dan Masy`rakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764- 1962’ menyebut gerakan-gerakan kesukuan dan berbasiskan sekularisme, pluralisme, liberalisme dan anti islam digerakkan oleh tokoh-tokoh anggota jaringan Zionis internasional.
Dalam buku yang peredarannya terbatas itu di sebutkan, beberapa tokoh yang kini disebut sebagai pahlawan adalah kaki tangan Zionis, sebut saja Boedi Oetomo, yang tokoh kuncinya adalah anggota jaringan Zionis Internasional, seperti Pangeran Ario Notodirejo yang merupakan anggota Lodge (baca; loji) Mataram dan ketua Boedi Oetomo antara tahun 1911-1914.
Nama lain yang di sebut dalam buku itu antara lain Raden Adipati Tirto Koesoemo, Bupati Karang Anyar yang menjadi anggota Lodge Mataram sejak 1895. Lodge adalah pusat aktifitas para anggota Freemason
Juga ada nama Mas Boediarjo, Raden Mas Toemenggoeng Ario Koesoemo Yoedha, dan salah satu tokoh kemerdekaan Dr Radjiman Wedyodiningrat (Ketua Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia)
RM Adipati Ario Poerbo Hadiningrat, Bupati Semarang termasuk juga di dalamnya. Ia menulis buku berjudul: “Wat Ik als Javaan voor geest an ge moed in de vrijmetselarij heb gevonden” yang berisi tentang pengalaman hidupnya sebagai seorang jawa yang menemukan jiwa dalam organisasi Freemason.
Ada pula nama Sultan Hamengkubuwono VIII, RM AAA Tjokro Adiekoesoemo,RAS Soemiro Kolopaking Poerbonegoro Paku Alam VIII, dan juga Raden Said Soekanto. Nama terakhir ini adalah kepala kepolisian RI pertama yang menjabat pada tahun 29 September 1945 hingga 14 Desember 1959.
Di tahun 1952, saat masih menjabat sebagai Kapolri, Jendral (pol) Soekanto juga aktif menjabat sebagai Suhu Agung (Grandmaster) dari Timur Agung Indonesia atu Federasi Nasional Mason Indonesia. Ia memimpin Loji Indonesia Purwo Daksina. Ia juga menjabat sebagai ketua Yayasan Raden Saleh, yang merupakan penerusan Dari Carpentier Althing Stiching.
Keberadaan jaringan Zionis Internasional ini pernah di bubarkan dan di larang oleh Presiden Soekarno melalui Lembaran Negara dengan Nomor 18/1961, bulan Februari 1961, yang di kuatkan melalui Keppres no.264 tahun 1962. Yang di bubarkan adalah beberapa organisasi yang merupakan jaringan Zionis Internasional Seperti Rosikrusian, Morl Re-armament, Lion Club, Rotary dan Bahaisme dan seluruh Lodge (loji) mereka di sita.
Di era Soeharto, kendati hubungan Diplomatik tidak ada, beberapa tokoh militer dan intellijen berhubungan dengan Israel. Mereka mendapatkan ilmu dari Negara Zionis tersebut.
Ketika Abdurrahman Wahid menjadi presiden, semua hubungan yang putus dengan Israel, dihidupkan kembali dengan mencabut Keppres yang dikeluarkan Soekarno melalui Keppres No 69 Tahun 2000 yang dikeluarkan pada 23 Mei 2000.
Walhasil, gerakan kaum Zionis kian leluasa di Indonesia. Apalagi memasuki era Reformasi. Semua kran dibuka dan tidak ada filter sama sekali terhadap racun yang ingin disebarkan masuk ke Indonesia. Hubungan kerja sama dagang dengan orang-orang Zionis sudah kasat mata. Misalnya: bagaiman Grup Bakri menggandeng perusahaan Rothschild-Yahudi Amerika.
Di Indonesia, para pengemban ide-ide Zionis ini tak lagi berbaju organisasi Zionis, melainkan berbaju liberal dan organisasi-organisasi sosial. Jargon yang di suarakan juga sama yakni kebebasan, persamaan, toleransi, demokrasi, HAM, pluralisme, dan sejenisnya. Tujuan jangka panjangnya adalah mengakui keberadaanya kaum Zionis sebagai satu entitas politik yang harus di akui. Itulah Israel Raya.
Iriana Joko Widodo, istri Jokowi, diduga dilantik menjadi anggota kehormatan Rotary Club (RC) Solo Kartini pada 23 Februari 2012, bersamaan dengan ulang tahun ke-107 Rotary Internasional. Iriana mengaku senang di jadikan anggota ke hormatan karena tertarik dengan kegiatan Rotary Club yang banyak bergelutdi bidang kemanusiaan.
Bukti-bukt bahwa Dahlan termasuk bagian dari jejaring Zionis Yahudi di Indonesia adalah, selain terbaca dari pandangan-pandangannya yang sangat neoliberal, juga dikenal dekat dengan sosok-sosok antek Yahudi yang lain, di antaranya almarhum Nurcholish Madjid. Tentang tokoh yang satu ini, Dahlan pernah berkata begini;
Saya akan selalu ingat pendapat intelektual muslim Nurcholish Madjid (Cak nur), bahwa bentuk rasa syukur terbaik adalah kerja keras untuk kebaikan. Pendapat yang sama juga datang dari KH Said Aqil Siraj, Ketua umum PB NU dan KH Syukri, pimpinan pondok modern Gontor Ponorogo, bahwa puasa, kerja lebih keras dan menolong orang lain adalah tiga bentuk bersyukur yang paling tinggi.” Pernyataan ini “terekam” di merdeka.com.
Bukti lain lain, dalam situsnya, Lions club memajang foto Dahlan dalam posisi strategis organisasi Lions Club. Dalam diagram organisasi tersebut, entah bagaimana posisi hierarkinya, yang jelas ditengah banyaknya etnis Tionghoa di diagram tersebut, Dahlan Iskan berada di pucuk atas dengan embel-embel president.
Ulil Abshar Abdalla
Pendirian JIL berawal dari kebiasaan Ulil Abshar Abdalla (Lakpesdam NU), Ahmad Sahal (Jurnal Kalam), dan Goenawan Mohamad (ISAI) kongkow-kongkow di Jalan Utan Kayu No 68 H, Jakarta Timur, Februari 2001. Setelah JIL didirikan, tempat ini menjadi markas. Para pemikir muda lain seperti Lutfi Asyyaukani, Ihsan Ali Fauzi, Hamid Basyaib, dan Saiful Mujani, menyusul bergabung. Ulil kemduai ditunjuk sebagai koordinator.Gelora JIL banyak diprakarsai anak muda, usia 20-35-an tahun. Mereka umumnya para mahasiswa, kolomnis, peneliti, atau jurnalis. Tujuan utamanya menyebarkan gagasan Islam liberal seluas-luasnya. “Untuk itu kami memilih bentuk jaringan, bukan organisasi kemasyarakatan, maupun partai politik,” tulis situs islamlib.com.
JIL memiliki sedikitnya 28 kontributor domestik dan luar negeri sebagai “juru kampanye” Islam liberal. Mulai Nurcholish Madjid, Djohan Effendi, Jalaluddin Rakhmat, Said Agiel Siradj, Azyumardi Azra, Masdar F. Mas’udi, sampai Komaruddin Hidayat.Di antara kontributor mancanegaranya: Asghar Ali Engineer (India), Abdullahi Ahmed an-Na’im (Sudan), Mohammed Arkoun (Prancis), dan Abdallah Laroui (Maroko).
Jaringan ini menerbitkan koran, radio, buku, booklet, dan website bagi kontributor untuk mengungkapkan pandangannya kepada publik. Kegiatan pertamanya adalah diskusi maya (milis). Lalu sejak 25 Juni 2001, JIL mengisi rubrik Kajian Utan Kayu di Jawa Pos Minggu, yang juga dimuat 40-an koran segrup. Isinya artikel dan wawancara seputar perspektif Islam liberal.
Tiap Kamis sore, JIL menyiarkan wawancara langsung dan diskusi interaktif dengan para kontributornya, lewat radio 68H dan 15 radio jaringannya. Tema kajiannya berada dalam lingkup agama dan demokrasi. Misalnya jihad, penerapan syariat Islam, tafsir kritis, keadilan gender, jilbab, atau negara sekuler. Perspektif yang disampaikan berujung pada tesis bahwa Islam selaras dengan demokrasi.
Dalam situs islamlib.com dijelaskan, lahirnya JIL sebagai respons atas bangkitnya “ekstremisme” dan “fundamentalisme” agama di Indonesia. Seperti munculnya kelompok militan Islam, perusakan gereja, lahirnya sejumlah media penyuara aspirasi “Islam militan”, serta penggunaan istilah “jihad” sebagai dalil kekerasan.
JIL tak hanya terang-terangan menetapkan musuh pemikirannya, juga lugas mengungkapkan ide-ide “gila”-nya. Gaya kampanyenya menggebrak, menyalak-nyalak, dan provokatif. Akumulasi gaya ini memuncak pada artikel kontroversial Ulil di Kompas yang dituding Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) telah menghina lima pihak sekaligus: Allah, Nabi Muhammad, Islam, ulama, dan umat Islam. “Tulisan saya sengaja provokatif, karena saya berhadapan dengan audiens yang juga provokatif,” kata Ulil.
Dengan gaya demikian, reaksi bermunculan. Tahun 2002 bisa dicatat sebagai tahun paling polemis dalam perjalanan JIL. Spektrumnya beragam: mulai reaksi ancaman mati, somasi, teguran, sampai kritik berbentuk buku. Teguran, misalnya, datang dari rekomendasi (taushiyah) Konferensi Wilayah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur pada 11-13 Oktober 2002. Bunyinya: “Kepada PWNU Jawa Timur agar segera menginstruksikan kepada warga NU mewaspadai dan mencegah pemikiran Islam Liberal dalam masyarakat. Apabila pemikiran Islam Liberal dimunculkan oleh Pengurus NU (di semua tingkatan) diharap ada sanksi, baik berupa teguran keras maupun sanksi organisasi (sekalipun dianulir dari kepengurusan).”
Somasi dilancarkan Ketua Departemen Data dan Informasi Majelis Mujahidin Indonesia, Fauzan al-Anshari, kepada RCTI dan SCTV, pada 4 Agustus 2002, karena menayangkan iklan “Islam Warna-warni” dari JIL. Iklan itu pun dibatalkan. Kubu Utan Kayu membalas dengan mengadukan Fauzan ke polisi.
Sementara kritik metodologi datang, salah satunya, dari Haidar Bagir, Direktur Mizan, Bandung. Ia menulis kolom di Republika edisi 20 Maret 2002: “Islam Liberal Butuh Metodologi”. JIL dikatakan tak punya metodologi. Istilah ”liberal”, Haidar menulis, cenderung menjadi ”keranjang yang ke dalamnya apa saja bisa masuk”. Tanpa metodologi yang jelas akan menguatkan kesan, Islam liberal adalah ”konspirasi manipulatif untuk menggerus Islam justru dengan meng-abuse sebutan Islam itu sendiri”.
Reaksi berbentuk buku, selain buku “Bahaya Islam Liberal” karya Hartono, ada pula buku Adian Husaini, “Islam Liberal: Sejarah Konsepsi, Penyimpangan dan Jawabannya” (Jakarta, Juni 2002). Ada tiga agenda JIL yang disorot: pengembangan teologi inklusif-pluralis dinilai menyamakan semua agama dan mendangkalkan akidah; isu penolakan syariat Islam dipandang bagian penghancuran global; upaya penghancuran Islam fundamentalis dituding bagian proyek Amerika atas usulan zionis Israel.
Buku lain, karya Adnin Armas, Pengaruh Kristen-Orientalis terhadap Islam Liberal (Jakarta, Agustus 2003). Isinya, kumpulan perdebatan Adnin dengan para aktivis JIL di milis Islam liberal. Energi personel JIL akhirnya memang tersedot untuk meladeni berbagai reaksi sepanjang 2002 itu. Mulai berbentuk adu pernyataan, debat ilmiah, sampai balasan mengadukan Fauzan ke polisi. Tapi, semuanya justru melejitkan popularitas kelompok baru ini.
Menjelang akhir 2003, hiruk-pikuk kontroversi JIL cenderung mereda. Nasib aduan FUUI dan aduan JIL terhadap Fauzan ke Mabes Polri pun menguap begitu saja. Dalam suasana lebih tenang, JIL mulai menempuh fase baru yang lebih konstruktif, tak lagi meledak-ledak.
Antek Yahudi
Liberalisme merupakan doktrin yang dikembangkan Freemasonry. Seperti halnya doktrin lain yang dikembangkan organisasi Yahudi tersebut, liberalisme juga mengusung tujuan dan cita-cita yang sama, yakni memasarkan doktrin humanisme. Karenanya bagi mereka, atas nama kemanusiaan universal, kelompok penoda Islam seperti Ahmadiyah pun harus dibiarkan, tak boleh diganggu gugat.
Paham humanisme adalah doktrin pokok kelompok Freemason. Dalam khoms qanun (lima kanun) yang dijadikan pegangan Freemason, humanisme adalah asas terpenting. Doktrin halus humanisme menyatakan, pengabdian terhadap kemanusiaan harus disertai dengan upaya membuang jauh-jauh sekat-sekat agama. Humanisme menjadi cita-cita tertinggi kelompok Freemason dalam memasarkan ide-idenya untuk tujuan merusak semua agama-agama, termasuk Islam.
Jargon-jargon humanisme, seperti liberalisme dan pluralisme, terkesan bagus dan memikat karena mendorong terciptanya persaudaraan antarumat manusia, kemanusiaan yang universal, kecintaan terhadap prikemanusiaan, persamaan, kasih sayang, toleransi, perdamaian, dan lain sebagainya. Namun sebenarnya tidak begitu karena ada agenda tersembunyi di baliknya. Bagi kelompok Mason, sebuah tatanan dunia yang mengedepankan moralitas bisa terwujud tanpa peran agama. Mereka menyebutnya sebagai ”moralitas tanpa agama”. Bagi para pemuja humanisme, agama tak berhak mengatur urusan moral, dan aturan moralitas bisa terbangun berdasarkan kesepakatan manusia. Karena itu, tak ada yang bisa mengintervensi kehendak manusia dalam bersikap dan berperilaku, termasuk negara dan bahkan Tuhan sekalipun. Humanisme jelas mengabdi pada kemanusiaan.
Paham humanisme mengganggap manusia sebagai makhluk ”superior’ yang berhak menentukan hak-haknya sendiri, termasuk dalam menentukan hukum dalam kehidupan. Nilai-nilai kemanusiaan dalam doktrin Freemason menjadi ”superior” dibandingkan dengan ajaran-ajaran agama. Ajaran-ajaran dalam agama, jika bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, maka harus ditolak. Mereka yang mengusung paham humanisme menganggap tak ada hukum Tuhan, yang ada adalah kodrat alam.
Di Amerika, Ron Paul, kandidat presiden pesaing Barack Obama, bahkan merasa perlu mengeluarkan pernyataan begini; “I am not and never have been a Mason“. di Indonesia, sepertinya masalah Mason/ Freemason tidak dianggap menganggu …
 “Maka insya Allah pendapat saya, keyakinan saya Mr Dur itu murtad, tapi saya tidak memaksa orang berkata begitu. Itu insya Allah berdasarkan dalil-dalil yang kuat dan saya siap diskusi dengan tokoh NU, kyai atau siapa saja, saya tantang diskusi untuk persoalan ini, kalau perlu mubahalah”, tandas ustad Abu Ahad kemarin di masjid Ramadhan Bekasi.
SPB
Sumber :  http://nahimunkar.com/18557/tokoh-tokoh-ini-anggota-freemasonry-1/

Selasa, 18 Desember 2012

Aroma Yahudi Manado yang Kian Merebak

MANADO (Arrahmah.com) - Sebuah tugu baru menjulang setinggi 62 kaki di sebuah puncak dataran tinggi pinggiran kota Manado. Bangunan itu tidak lain sebuah menorah raksasa, yang mungkin ukurannya paling besar di seluruh dunia. Menorah adalah salah satu lambang suci peribadatan Yahudi.
Lama dikenal sebagai daerah yang banyak dihuni penganut dan misionaris Kristen, wilayah tersebut kini semakin banyak menampakkan identitas Yahudi. Dengan restu dari pemerintah daerah setempat, orang-orang keturunan Yahudi Belanda membuat ruang bagi komunitas mereka di kawasan itu.
Bendera-bendera Israel terlihat di pelataran ojek dekat tugu menorah raksasa. Salah satunya terletak di dekat sebuah sinagog yang dibangun sekitar enam tahun lalu. Bintang Daud besar menghiasi langit-langit sinagog itu. Tugu, sinagog dan fasilitasnya semua dibangun dengan biaya dari kas pemerintah daerah.
Sebelum meminta bantuan dari komunitas Yahudi lain di luar Indonesia, kaum Yahudi setempat mempelajari ajaran agama mereka lewat internet. Halaman-halaman Taurat hasil cetakan dari internet mereka kumpulkan. Rekaman video berisi ajaran Yahudi mereka unduh dari YouTube. Mereka bertanya tentang agamanya kepada Rabi Google.
"Kami hanya berusaha menjadi Yahudi yang baik," kata Toar Palilingan, 27, sebagaimana dikutip The New York Times (22/11). Memimpin sebuah acara makan malam perayaaan Sabbath di kediaman keluarganya, Toar mengenakan pakaian ala Yahudi, dengan topi hitam lebar, kemeja putuh dengan setelan jas warna hitam.
Bersama sekitar sepuluh orang Yahudi, mereka biasanya beribadah di sebuah sinagog peninggalan Belanda di pinggiran kota Manado. "Tapi jika dibandingkan dengan Yahudi di Yerusalem atau Brooklyn," kata Toar Palilingan yang kini juga dikenal dengan nama Yaakov Baruch, "kami belum sebanding."
Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik, namun sejak berpuluh-puluh tahun lalu secara diam-diam pemerintah telah melakukan kerjasama di bidang militer dan ekonomi dengan negara Zionis itu. Beberapa tahun belakangan, para pengusaha dari Israel dan Yahudi dari negara lain secara diam-diam berkunjung ke Indonesia untuk mencari peluang usaha.
Salah satu di antaranya adalah Moshe Kotel. Pria berusia 47 tahun ini lahir di El Salvador namun memiliki kewarganegaraan Israel dan Amerika Serikat. Dia telah mengunjungi Manado setiap tahun sejak 2003 dan memiliki bisnis telur organik. Kotel yang memiliki istri orang Manado mengatakan gugup, ketika pertama kali mendarat di bandara setempat.
"Waktu itu sudah pukul 11 malam. Dan saya membawa tefilin," cerita Kotel. Tefilin adalah sepasang kotak kulit kecil hitam tempat menyimpan gulungan perkamen berisi ayat-ayat Torah yang biasa dililitkan di tangan dan lengan ketika mereka membaca kitab sucinya.
"Tapi setelah melihat ada bendera-bendera Israel di taksi-taksi bandara, saya selalu merasa diterima di sini," katanya. Pemerintah Sulawesi Utara mendirikan tugu menorah itu tahun lalu dengan biaya 150 ribu dolar AS, kata Margarita Rumokoy, kepala Dinas Pariwisata setempat.
Denny Wowiling, seorang anggota DPRD, mengatakan dirinya mengajukan pembangunan menorah itu setelah melihat tugu serupa yang terdapat di depan gendung Knesset di Israel. Katanya, dia berharap tugu itu dapat menarik turis-turis dan pengusaha dari Eropa berkunjung ke daerahnya. "Agar orang-orang Yahudi melihat bahwa ada simbol sakral ini, simbol sakral mereka, di luar negaranya," kata Denny yang seorang penganut Kristen Pantekosta.
Dua tahun sebelum menorah raksasa itu didirikan, sebuah developer Kristen juga mendirikan patung Yesus setinggi 98 kaki di puncak sebuah bukit di sana. Ukurannya sekitar 3/4 dari patung Kristus Redeemer yang terkenal dari kota Rio de Janeiro.
Menurut Anthony Reid, seorang pakar masalah Asia Tenggara di Universitas Nasional Australia, pada masa penjajahan Belanda komunitas Yahudi menguasai bisnis di banyak kota dagang di Indonesia. Seringkali mereka menjalani usaha real estate, bertindak sebagai penghubung antara pemerintah kolonial dan penguasa setempat.
Pada masa sebelum kemerdekaan, keluarga keturunan Yahudi Belanda di Menado menjalankan agama mereka secara terang-terangan. Setelah itu mereka pindah agama Kristen atau Islam dengan alasan untuk keamanan. "Kami menyuruh anak-anak agar jangan pernah bicara tentang leluhur Yahudi kami," kata Leo van Beugen, 70, yang dibesarkan sebagai pengikut Katolik Roma. "Jadi cucu-cucu tidak tahu." Van Beugen adalah kakek-pamannya Toar Palilingan.
Baru lebih dari sepuluh tahun lalu, ketika mereka berdebat tentang Bibel dan Musa, nenek-bibinya mengungkap tentang darah Yahudi mereka. Toar Palilingan yang bekerja sebagai dosen di Universitas Sam Ratulangi, memiliki ayah seorang Kristiani dan ibu seorang Muslim. Mereka juga menjadi dosen di tempat yang sama. Saudara dari keluarga ibunya merupakan keturunan imigran Yahudi Belanda abad ke-19, Elias van Beugen.
Nenek-bibinya menyarankan Toar menemui keluarga Bollegraf, salah satu keluarga Yahudi terpandang di Menado. Oral Bollegraf yang kini berusia 50 tahun, menganut Kristen Pantekosta sepanjang hidupnya, tapi dia tahu bahwa kakeknya adalah orang yang memelihara satu-satunya sinagog di Menado di rumah keluarganya.
"Dulu kami tidak tahu kalau kami Yahudi," kata Bellograf yang belum lama ini mengunjungi Israel bersama Toar Palilingan. "Tapi semua orang di kota ini mengetahui kami keluarga Yahudi." Toar melakukan kontak dengan rabi Mordechai Abergel, seorang utusan gerakan Chabad Labavitch di Singapura. Chabad Lubavitch sendiri bermarkas di Brooklyn, Amerika Serikat. Menurut Abergel, Toar Palilingan telah melakukan sebuah "usaha yang hebat" untuk menyambung kembali akar Yahudinya, meskipun dia belum melakukan perpindahan agama secara penuh.
Untuk menunjukkan komitmennya pada apa yang dia sebut sebagai 'kemurnian' ajaran Yahudi ultra Ortodoks, Toar Palilingan kadang mengenakan pakaian khas Yahudi berupa setelan warna hitam putih saat berada di tempat-tempat umum di Manado, bahkan ketika dia berada di Jakarta. "Kebanyakan orang Indonesia belum pernah bertemu orang Yahudi, jadi mereka mengira saya dari Iran atau tempat lain," kata Toar. (republika/arrahmah.com)

Sumber :http://arrahmah.com/read/2010/12/02/10129-aroma-yahudi-manado-yang-kian-merebak.html

Rabu, 12 Desember 2012

Menanti Bangsa Serumpun Malaysia-Indonesia Berjaya


Pertandingan Indonesia-Malaysia yang bisa memicu emosi dua negara
Rabu, 12 Desember 2012

Oleh: Nur Aminah

ALAM
Melayu adalah wilayah di mana negara Indonesia dan Malaysia berada. Istilah Alam Melayu lebih popular di Malaysia, sementara istilah Nusantara sering digunakan di Indonesia. Meski demikian, kedua istilah itu pada asalnya adalah sama.

Dalam konteks Alam Melayu-Nusantara tercetus hubungan persamaan sebagai “bangsa serumpun” antara Indonesia dengan Malaysia sejak zaman berzaman. Secara sosial-politik-ekonomi-kultural, sejak awal Semenanjung Melayu dan Sumatera sudah merupakan bagian yang integral.

Raja Melaka berasal dari Sumatera (Palembang), Kerajan Riau-Johor kadang-kadang berpusat di Sumatera kadang-kadang di Semenanjung. Sedang Negeri Sembilan adalah cabang kerajaan Minangkabau yang berpusat di Pagar Ruyung, Sumatera. Mayoritas dari orang Melayu di Semenanjung adalah berasal dari suku-suku bangsa di Sumatera, khususnya Minangkabau, Kerinci, Palembang, Jambi, Mandailing, Melayu Sumatera dan Aceh.  Bahkan juga dari Jawa dan Sulawesi (Bugis).

Sejarah mencatat, Malaya dijajah oleh Inggris (orang Malaysia menyebutnya British, red) sementara Indonesia oleh Belanda. Dalam mengeruk alam Melayu, Inggris mendatangkan banyak tenaga buruh dari India dan China, sehingga pada suatu masa tertentu jumlah kedua “jentera ekonomi” penjajahan Inggris ini pernah melampaui jumlah kaum Bumiputera (pribumi).

Di Indonesia, perjuangan kemerdekaan ditujukan terhadap penjajah Belanda dan talibarutnya. Perang meletus. Dalam perang kemerdekaan itu (1945 -1949), banyak terjadi saling tolong menolong antara rakyat Melayu Semenanjung dan rakyat Sumatera, saling menyeberangi Selat Melaka, dan menyelundukpan senjata dan keperluan peperangan lain.

Republik Indonesia mengistiharkan kemerdekaan tahun 1945. Dan 12 tahun kemudian, (1957) Malaya pula memperolehi kemerdekaan dari Inggris.

Sejarah Hubungan Indonesia-Malaysia 
Hubungan Indonesia dengan Malaya, setelah kemerdekaan Persekutuan Tanah Melayu, lebih banyak diwarnai oleh “perbedaan- pertentangan”. Setidaknya ada dua faktor utama yang berada di belakang keadan ini. Pertama faktor “Tunku Vs Soekarno” dan faktor “perang dingin antara kapitalis dan komunis dunia”.

Latar belakang sosial, kultural dan politik kedua tokoh ini, antara Tunku dan Bung Karno sangat berbeda. Tunku adalah anak Sultan Kedah dari perempuan Thai. Beliau diasuh dan hidup senang dalam lingkungan istana, terdidik dalam sistem pendidikan dan budaya Inggris. Mendapat ijazah hukum dan perundang-undangan dari sebuah universitas di Inggris. Tidak bergaul dengan rakyat dan berpandangan liberal.

Sementara Soekarno adalah anak seorang priyayi Jawa dengan seorang perempuan kasta tinggi Bali. Dari kecil hidup di tengah rakyat biasa. Dalam bidang politik dan agama diasuh oleh tokoh Sarikat Islam, Raden Haji Oemar Said Tjokroaminoto di kota Surabaya. Sejak masa mahasiswa sudah berjuang bagi kemerdekaan Indonesia.

Soekarno memandang Tunku sebagai seorang pangeran Melayu yang hidup di dalam kamp penguasa kolonial. Tunku pula tidak senang dengan Soekarno yang hidup secara flamboyant tapi revolusioner, mencurigai kedekatan hubungannya dengan blok komunis (Russia-China).  Keduanya berbeda secara sosial, kultural dan ideologi politik.

Perbedaan pendapat dan saling curiga-mencurigai itu, terutama setelah Tunku berhasrat menubuhkan negara federal Malaysia yang terdiri daripada Malaya, Singapura, Brunei, Sarawak dan Sabah. Bung Karno memandang ini sebagai proyek Nekolim Inggris, bukan pemikiran asli dari Tunku. Indonesia meminta agar diselengarakan plebisit di Borneo Utara. Tapi ditolak oleh Tunku. Indonesia marah lalu melancarkan konfrontasi (1963-1966).

Hubungan baru dibangun oleh Perdana Menteri kedua Malaysia, Tun Abdul Razak Hussein dan Presiden kedua Indonesia, Soeharto dalam bentuk yang lebih baik dan damai.
Konsep bangsa serumpun kembali bergema dengan lebih nyata. Apakah faktor yang berada di belakang persahabatan baru ini?  

Seperti diketahui, Tun Razak di Indonesia terkenal sebagai keturunan Bugis, sementara Adam Malik wakil presiden kedua RI dan Tun Muhammad Ghazali Shafei adalah masih berkerabat sebagai orang Mandailing (Sumatra). Dalam hal ini, faktor semangat bangsa serumpun kembali berperan. Sementara itu Ali Moertopo yang sama-sama dengan Soeharto adalah pemimpin-pemimpin tentara yang anti komunis.

Dalam zaman Tun Razak juga, Indonesia dan Malaysia menyelenggarakan kerjasama latihan militer: Malindo Samatha, Malindo Jaya, Malindo Mini dan Kris Kartika. Kerjasama dalam bidang pendidikan dan kebudayaan pun dipertingkatkan. Indonesia dan Malaysia muncul sebagai penaja organisasi ASEAN.

Selat Melaka pula diistiharkan sebagai perairan bukan-internasional tapi berada di bawah kawalan Indonesia dan Malaysia. Tidak seperti Tunku, Tun Razak tidak banyak menyimpan kecurigaan kepada Indonesia.
Zaman pemerintahan Razak, adalah zaman kecemerlangan hubungan serumpun Indonesia-Malaysia. Kiprah Tun Razak kemudian dilanjutkan oleh Perdana Menteri ketiga Malaysia, Tun Hussein Onn.

Pada zaman Tun Razak, Malaysia mengundang guru dan dosen dari Indonesia mengajar di Malaysia, terutama di Jabatan Pegajian Melayu bertujuan untuk mempertingkatkan kesusteraan Melayu. Di antaranya yang terkenal adalah Sultan Takdir Alisjahbana.

Hubungan akrab kedua negara pada zaman Dr Mahathir Mohamad (Perdana Menteri Malaysia keempat) mulai agak terkikis. Ada faktor Mahathir berperan dalam penurunan taraf hubungan ini. 

Mahathir adalah seorang pemimpin yang mempunyai karakter tersendiri. Di bawah kepimpinannya ekonomi Malaysia maju pesat dan secara politik pula Malaysia mulai berperan di arena internasional. Mahathir bahkan muncul sebagai jurubicara dunia ketiga. Kondisi ini menghujat kepimpinan Indonesia di bawah Soeharto.

Konflik status Sipadan dan Ligitan muncul ke permukaan secara serius untuk pertama kalinya. Mulanya disepakati kedudukan status quo untuk pulau-pulau ini, tapi kemudian Malaysia membangun fasilitas pelancongan (pariwisata, red) di pulau tersebut. Akhirnya perselisihan disepakati untuk diselesaikan oleh Mahkamah Internasional (Internasional Court of Justice tahun 2002), kemudian ternyata perselisihan ini dimenangkan oleh Malaysia. Berbagai masalah perbatasan muncul pada masa Mahathir ini, yang terus diwarisi oleh Abdullah Badawi (Perdana Menteri kelima) dan Najib (Perdana Menteri keenam).

Efek Kebijakan
Migrasi dari Indonesia ke Semenanjung sudah biasa sejak dahulu. Pada zaman Tun Razak, Malaysia mengundang guru dan dosen dari Indonesia. Tapi corak migrasi pada zaman Mahathir, Abdullah Badawi dan Najib berbeda. Yang datang adalah pekerja-pekerja kasar, kurang terdidik, dan orang-orang miskin dari perdesaan, yang bekerja di sektor perladangan, pembangunan di perkotaan, dan sebagian lain bekerja sebagai pembantu rumah. Mereka adalah dari kelas bawah, yang dipanggil dengan sebutan “Indon” oleh orang Malaysia.

Tapi yang lebih serius daripada itu adalah masalah migran gelap, yang berperan sebagai puncak masalah sosial di Malaysia. Tahun 1981 diduga ada 100.000 migran gelap dari Indonesia, tahun 1987 mencecah 1 juta orang. Tahun 2011 diduga 2 juta orang. Efek negatif dari migran ini tidaklah main-main, kriminal, pencurian, perampokan, pembunuhan dan sebagainya. Menurut catatan, tiga puluh enam persen dari narapidana di penjara Malaysia adalah migran dari Indonesia. Padahal pemulangan migran gelap telah dilakukan berkali-kali.

Bagi Indonesia pula, masalah migran Indonesia adalah tentang perlakuan kasar majikan terhadap pembantu rumah, pemberian gaji yang kecoh oleh majikan, dan perlakuan kasar dan menghina oleh polisi dan relawan Malaysia terhadap migran Indonesia. Masalah ini menjadi salah satu puncak hubungan tidak harmoni antara kedua
negara.

Ada kecenderungan semangat bangsa serumpun makin mulai hilang di Indonesia, karena kekecewaan atas sikap “arogansi” saudara serumpunnya, Malaysia.

Satu hal pula yang perlu dicatat, penggunaan  istilah "Indon" di Malaysia punya dampak negative di Indonesia.

Istilah “Indon” di Malaysia berbeda dengan istilah “Indon” di Indonesia. Di Indonesia,  istilah ini berkonotasi negative yang dianggap sebagai ejekan atau penghinaan. Tetapi di Malaysia istilah ini merupakan sebuah singkatan yang mengacu kepada Negara atau rakyat Indonesia ,bukan yang lainnya.

Sekadar catatan, budaya Malaysia memang lebih suka dengan istilah perkataan singkat/singkatan dalam percakapan umum sehari-hari (pribadi).

Sebagaimana singkatan lainnya contohnya Banglades, di Malaysia lebih popular dengan istilah “Bangla“ juga mempunyai makna sama seperti di atas, yaitu sebuah singkatan yang mengacu kepada bangsa/rakyat Banglades. Begitu juga istilah KL= Kuala Lumpur. Di Malaysia lebih populer dengan istilah KL daripada Kuala Lumpur-nya.

Karenanya, jika hal-hal kecil tidak menjadi perhatian, boleh jadi kerasian hubungan dua negeri serumpun ini akan terus makin jauh. Adalah suatu yang kurang masuk akal, jika dua Negara yang punya ‘hubungan darah’ terlibat konflik hanya karena urusan bola,  atau urusan-urusan lebih kecil lainnya. Padahal, jika dua kekuatan serumpun ini bersatu, bukan tidak mungkin akan menjadi kekuatan baru, sebuah kawasan Negara Melayu berpenduduk Muslim yang kuat yang disegani di Asia dan dunia.
Masalahnya, kapankah kekuatan itu bisa kembali bertemu dan bersatu? Walllahu a’lam.*
Penulis adalah koresponden hidayatullah.com, tinggal di Malaysia

Red: Cholis Akbar
Sumber :http://www.hidayatullah.com/read/26329/12/12/2012/menanti-bangsa-serumpun-malaysia-indonesia-berjaya.html

Minggu, 02 Desember 2012

Resensi : Membongkar Rencana Israel Raya (Erezt Israel)

ezt Israel)


Synopsis:
Dalam buku ini, penulis mengungkap dua grand strategy yang akan menjadi penompang utama rencana zionis israel di dunia islam.
Strategi pertama, israel harus membangun dirinya sebagai negara paling kuat di regional. Artinya, israel harus sangat berpengaruh pada dunia-dunia arab secara politik, lobby dan terutama kekuatan militer.
Strategi kedua, harus terjadi pemecah belahan negara-negara di dunia islam, terutama di timur tengah dan asia selatan menjadi negara-negara kecil, lemah yang berbasis kesukuan dan terikat pada sentimen sektarian.
Anda akan mendapatkan informasi yang banyak tentang rencana keji Zionis Israel di buku ini. Dengan gamblang dan bahasa yang mengalir, Herry Nurdi memaparkannya kepada Anda, buku ini layak Anda baca dan miliki.
Rivai Hutapea, Pemimpin Redaksi Majalah Sabili
Membaca buku Membongkar Rencana Israel Raya karya saudara saya Herry Nurdi terasa menghentak kesadaran kita bahwa ternyata musuh utama umat Islam ini tidak akan pernah tinggal diam untuk mewujudkan supremasi global mereka dengan beragam cara, metode dan taktik. Dari yang paling halus, sampai yang paling kasar. Dari yang paling diplomatis sampai yang paling arogan. Dengan tujuan mampu menjadikan umat Islam takluk dan merengek di hadapan mereka. Buku ini akan menjadi penyemangat kita sebagai Muslim untuk lebih mawas diri dan waspada pada tipu daya muslihat asli atau berpikiran seperti Yahudi. Mereka tidak akan berhenti mengebiri potensi umat ini, melemahkan energi iman dan sumber daya manusianya. Dengan buku ini kita akan sadar bahwa tak ada kata damai bagi Yahudi. Sampai Mati!
Ust Samson Rahman
Ideologi, dendam sejarah dan ambisi telah membentuk realitis hakiki Zionisme. Kenyataan ini diungkap secara gamblang oleh Herry Nurdi dalam buku ini. Semua yang mencintai kemanusiaan sepatutnya membaca buku ini.
Ust Abu Ridha
Buku Herry Nurdi ini memperkaya kajian Yahudi dan Zionisme di Indonesia. Herry Nurdi termasuk peneliti dan wartawan yang sangat peduli terhadap masalah besar yang sekarang dicoba untuk diabaikan atau ditutup-tutupi oleh sebagian cendikiawan.
Dr Adian Husaini MA
Buku yang mencerahkan, informatif, faktual, cerdas dan menumbuhkan ruh jihad. Sangat perlu dibaca bagi yang ingin mengetahui siapa sebenarnya Zionis dan bagaimana strateginya untuk merusak dunia.
KH Yakhsallah Mansyur, Pembina al Aqsa Working Groups
Tak pelak lagi, kalau kita bicara tentang Zionis beserta organisasi bawah tanahnya, Herry Nurdi memang tokohnya. Buku ini semakin menancapkan keyakinan kita bahwa kaum Yahudi Zionis Talmudian jelas sebagai pengikut Dajjal Si Mata Satu atau Lucifer yang selalu menjadi sumber kekacauan di negara manapun di dunia ini!
Indra Adil, Penulis buku The Lady Di Conspiracy
Membaca karya Herry Nurdi ini akan menguak pemahaman dan meningkatkan kewaspadaan kita. Sejatinya Israel Raya yang berideologi sekular pragmatis adalah bangsa yang eskpansionis dan rasis diskriminatif. Buku ini layak dijadikan rujukan otoritatif bagi mereka yang concern sebagai pemerhati konspirasi dan pengkai Zionisme.
Ir Tri Putranto, Koordinator Kajian Zionisme Internasional

Rencana Pendirian Israel Raya (Erezt Israel)
Tentu anda pernah melihat peta The Great Israel (Negara Israel Raya) yang batas-batas geografinya tidak hanya meliputi Tanah Palestine, tetapi jauh lebih besar dan mencaplok sejumlah negara arab yang akan di wujudkan mulai tahun 2012.
Batas-batas Negara Yahudi tersebut-sesuatu yang berkali-kali ditekankan PM Ehud Olmert dalam konferensi Annapolis di Maryland- adalah disimbolkan dengan seekor Ular yang melingkari wilayah Israel Raya, dimana ujung ekornya disimbolkan dari wilayah Ankara di Turki, lalu memanjang ke selatan melewati pesisir pantai barat Syiria, Libanon, dan Palestine, terus menjulur ke utara Mesir hingga Alexandria, lalu ke selatan Giza dan Luxor ke arah timur menuju Saudi Arabia. Melewati daerah antara Mekah dan Madinah, mencaplok seluruh wilayah Kuwait lalu dari kota kecil Abadan menyusuri perbatasan antara Irak dan Iran terus hingga Syiria seluruhnya dicaplok. Dan kepala ular dimana lidahnya menjulur menuju kota medinah dan mekah, semuanya akan dicaplok oleh Israel. Sebagian besar wilayah Turki, Mesir, dan Arab Saudi akan diduduki Israel. Dan negara-negara Syiria, Irak, Kuwait dan Palestine akan dihapus.
Bagi kalangan propaganda pro-Zionis, peta The Great Israel ini dinyatakan suatu kebohongan, sama seperti mereka menampik keberadaan dokumen Rahasia the Protocol Zionis. Namun, bantahan mereka sesungguhnya tidak berguna, lantaran peta itu sendiri menempel dengan apik didinding belakang Gedung Knesset (Parlemen Israel). Ini dinyatakan oleh Dr.Muqqodam dari KNRP yang begitu giat menelusuri bukti-bukti yang tak terbantahkan soal makar kaum zionis.
Israel Raya adalah cita-cita kelompok zionis yang begitu yakin bahwa Raja Israel akan bertahta kembali, memimpin dunia dan singgasananya yang indah dalam Haikal Sulaiman yang akan dibangun diatas reruntuhan Masjid Al-Aqsa.
Untuk mewujudkan cita-cita ini, Zionis internasional bersungguh-sungguh bekerja secara rapi. Beberapa diantara pekerjaan yang sedang dan akan dilaksankan kaum zionis :
1. Membuat pemahaman keliru bagi ummat Islam dunia tentang Masjid Al-Aqsa. Mereka menyebarkan gambar kubah Masid Umar (Dome of the Rock) keseluruh dunia dan menyebutnya sebagai kubah Masjid Al-Aqsa. Padahal keduanya amat berbeda walau dalam saru komplek. Hal ini agar ummt islam tidak akan tahu bila sewaku-waktu masjid Al-Aqsa yang sesungguhnya runtuh.
2. Menghancurkan masjid Al-Aqsa dengan cara yang tidak mencolok dan perlahan. Sejak beberapa tahun lalu telah diketahui adanya terowongan yang berada di areal Masjid Al-Aqsa dan semakin membesar. Jika terus digali lama-kelamaan pondasi Masjid tidak akan kuat menahan beban.
3. Mencetak batu-batu khusus bahan pembuatan Haikal Sulaiman kelak. Batu-batu ini sudah diproduksi secara masal, bahkan sudah diberi nomor urut pada tiap batu.
4. Mengkondisikan negara-negara Arab untuk dipimpin oleh seorang yang mendukung program Zionisme. Dengan kekuasaan absolut atau diktator serta memusuhi gerakan Islam.
American Free Press (AFP), kantor berita independen yang bebas dari pengaruh Yahudi, pernah mengeluarkan sebuah ulasan tentang hubungan pemerintahan Presiden George W Bush dengan Israel dan dampak yang ditimbulkannya, jauh sebelum media massa lain mengulasnya. AFP mengatakan bahwa kalangan neo-konservatif dengan bekerjasama dengan para kapitalis minyak memiliki ambisi yang sama untuk menguasai kawasan Timur Tengah yang kaya minyak dengan menyingkirkan para penguasa negara-negara di kawasan itu. Di sisi lain kalangan Kristen dan Yahudi fanatik, demi melihat ambisi tersebut di atas, melihat peluang mewujudkan negara Israel Raya yang diimpikan sebagai syarat terjadinya Armagedon.

Peta rencana negara Israel Raya (Erezt Israel)
Negara Israel Raya yang diimpikan tersebut membentang dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Eufrat di Irak. “Petualangan di Irak” hanyalah tahap awal dari program menguasai Timur Tengah dan mewujudkan Israel Raya. Lebanon adalah langkah selanjutnya. Dengan menguasai Lebanon, maka kekuatan oposisi terhadap persekutuan Israel-Amerika tinggal Syria dan Iran. Namun skenario itu terganjal sementara setelah kekalahan Israel atas gerilyawan Hezbollah.
Skenario menguasai Timur Tengah demi kepentingan Israel bahkan telah cukup lama diungkapkan secara terbuka oleh orang-orang neo-konservatif. Michael Leeden, mantan pejabat inteligen Amerika pro-Israel menulis sebuah artikel berjudul “The War Against the Terror Masters” dimana ia mengusulkan sebuah ide yang disebutnya sebagai “penghancuran yang kreatif”. Ia menulis:
“Kita meninggalkan tatanan lama setiap hari, baik di bidang bisnis, sains, sastra, kesenian, arsitektur, film, politik dan hukum.
Musuh-musuh kita selalu membenci kemajuan energi dan kreatifitas ini yang telah mengungguli tradisi mereka dan mempermalukan mereka atas kegagalan mereka menyaingi kemajuan kita. Melihat Amerika tidak lagi setara dengan masyarakat tradisional, mereka takut pada kita karena tidak ingin ditinggalkan.
Mereka tidak lagi merasa aman selama kita berada di sana (Timur Tengah, pen.), karena keberadaan kita, bukan kebijakan politik kita, mengancam legitimasi mereka. Mereka harus menyerang kita agar tetap hidup, sama seperti kita harus menghancurkan mereka untuk melanjutkan missi sejarah kita. Presiden harus berani menyingkirkan para pejabat yang gagal memimpin institusinya secara efektif, bersama dengan mereka yang kurang mendukung kebijakan perang terhadap para teroris. Para pejabat intelijen perlu diganti, dan para komandan militer yang mengatakan kepada presiden bahwa perang tidak bisa atau karena mereka sekedar tidak siap, juga perlu diganti, seperti halnya pejabat-pejabat di jajaran keamanan yang ngotot menyelesaikan konflik Arab-Israel dengan perundingan.’
Setidak-tidaknya ada 4 persamaan antara spirit Nazisme dan karakter Zionisme, yaitu :
1. Nazi mencita-citakan Negara Lebensraum, yaitu ruang hidup hanya untuk kaum Nazi, sedangkan Zionis menghayalkan Erezt Israel atau Israel Raya, yang membentang dari Sungai Nil sampai ke Sungai Eufrat.
2. Nazi mengklaim sebagai bangsa Aria, yang merupakan ras tertinggi dan paling baik, sedangkan Yahudi di dalam kitab Talmud-nya mengklaim diri sebagai Bangsa Pilihan, dan dengan demikian secara rasial mereka menganggap semua orang non-Yahudi adalah rendah (inferior).
3. Orang-orang Nazi merupakan bangsa yang rasis dan jahat, begitu pun kaum Zionis-Yahudi terkenal di dalam sejarah sebagai bangsa yang sangat rasis dan tak bisa hidup berdampingan dengan bangsa-bangsa lain.
4. Kaum Nazi memandang problem Yahudi sebagai penyelesaian akhir, sedangkan Zionis-Israel memandang problem Palestina sebagai penyelesaian akhir.
Sementara itu sekelompok neo-konservatif juga telah menyusun sebuah skenario yang diberi nama “Rogue States Rollback” atau penggulingan regim negara-negara yang berpotensi menentang kekuasaan Israel. Negara-negara tersebut adalah Iran, Irak, Libya, Syria, Sudan, dan Afganistan. Tidak hanya itu, bahkan pemimpin negara se-moderat Arab Saudi pun dianggap berpotenti menjadi musuh yang harus disingkirkan.
Politisi pengusung rencana “Rogue States Rollback” adalah sanator John McCain, kandidat presiden pemilu 2008 yang sebagaimana telah disebutkan sebelumnya adalah seorang senator yang berhutang jasa pada orang-orang Yahudi. Dalam kampanye kepresidenan tahun 2000 dimana ia menjadi salah seorang calon nominator, ia menyatakan dengan lantang akan melancarkan perang habis-habisan melawan negara-negara teror. Yang tidak diungkapkan McCain adalah rencana perang habis-habisan itu telah disusun jauh sebelumnya.
Akankah Dunia Islam berubah bila Israel mewujudkan negara Israel Raya (Erezt Israel) dalam waktu yang dekat ini?
Wallahu ‘alam bis shawab..
Baca artikel terkait: DOKUMEN RAHASIA: PROTOKOL ZIONIS YAHUDI

Sumber:
Majalah Sabili edisi Februari 2009
http://myquran.org
http://gramediaonline.com

DOKUMEN RAHASIA: PROTOKOL ZIONIS YAHUDI


Dokumen rahasia Zionis Yahudi yang berhasil dicuri oleh pasukan polisi rahasia Rusia, Okhrana, di tahun 1900-an. Kelak dokumen inilah yang menginspirasi kebencian Adolf Hitler terhadap etnis Yahudi. Puncak kebenciannya itu pun mengantarkan Adolf Hitler dengan Nazi-nya melakukan pembantaian terhadap orang-orang Yahudi yang dikenal dengan peristiwa Holocaust?.
Rangkuman The Protocols of the Elders of Zion
Protokol 1

Protokol pertama dalam dokumen ini berisi tentang pengalihan pikiran dan tujuan hidup manusia, di lain sisi, kaum Yahudi harus tetap konsisten membangun tujuan besar Zionis. Zionis akan konsisten dengan proses pembangunan kekuatan militer, teknologi perang, dan pencapaian finansial. Sementara manusia lainnya harus dibuat hidup dengan cara bersenang-senang dan mengejar popularitas. Jerat-jerat halus selalu Zionis siapkan dan ditebar di setiap lini kehidupan manusia, agar manusia pada umumnya kehilangan esensi dan tujuan hidup sejatinya.
Zionis akan menciptakan ideologi dan pemikiran tentang kebebasan, persamaan hak, dan persaudaraan. Namun sesungguhnya, para sesepuh Zionis ini mengatakan bahwa ketiga hal tersebut di atas hanyalah ideologi semu yang tak bernilai sama sekali. Sebab, pengertian filosofis tiga doktrin di atas sangatlah semu dan gelap. Doktrin kebebasan, persamaan hak, dan persaudaraan harus selalu diulang-ulang, agar menjadi tren global sepanjang masa, sementara kaum Yahudi menghancurkan kebebasan, persamaan hak, dan persaudaraan yang sesungguhnya. Kaum Non-Yahudi akan dianggap dan dianugerahi gelar intelektual dengan mengusung dan mengagung-agungkan tiga doktrin di atas, padahal di alam semesta ini tidak ada arti kata kebebasan dan persamaan hak dalam bentuk apapun.
Protokol 2

Zionis akan menciptakan perang dan menjaga tetap berlanjut seraya tetap mengendalikannya agar tidak meluas. Yahudi akan menarik dan menggali keuntungan. Zionis akan memilih dan mendukung tokoh-tokoh pemimpin yang tidak berpengalaman, bodoh, dan tidak memiliki wawasan luas sebagai presiden atau pemimpin negara, agar kekuatan dan lobi Yahudi tetap bids mempengaruhi dan mengontrolnya. Zionis akan menciptakan situasi di mana para Goyim, manusia di luar bangsa Yahudi, selalu berada dalam kondisi membutuhkan mereka dalam peperangan.
Media harus digunakan untuk mempengaruhi dan menciptakan opini publik. Dan Zionis menyebutnya sendiri, “Sesungguhnya kita sudah berhasil dengan gemilang. Kemenangan ideologi kita sudah tercapai dengan terbaginya manusia pada pemikiran-pemikiran yang lahir melalui otak Darwin, Karl Marx, dan Nietsche. Pikiran-pikiran mereka mampu menggerakkan masyarakat di dunia”. Meski kemenangan sudah ada di tangan Zionis, dengan senjata media dan informasi, Zionis akan terus bergerak di bawah tanah dan tidak menunjukkan diri.
Protokol 3

Ketika protokol ini dirumuskan, Zionis sudah yakin bahwa Eropa sudah mereka kuasai dan hanya wilayah-wilayah lain yang lebih sedikit dan kecil yang belum tercapai. “Kita tinggal menerobos terowongan yang pendek”, tulis mereka. Zionis akan menciptakan situasi yang mempertajam ketegangan antara rakyat dan pemerintahnya di semua negara, agar wibawa pemerintah lemah dan rakyat memiliki kekuatan untuk bergerak. Aktivis-aktivis partai akan dibuat penuh semangat untuk berebut kursi pemerintahan. Buruh dan serikat pekerja akan dibuat merasa puas dengan secarik kertas perjanjian dan undang-undang, padahal semua adalah kebohongan. Dengan begitu agen-agen Yahudi akan dikirimkan untuk mengatur roda pemerintah dan perusahaan. Zionis juga akan menjaga sentimen dan kebencian antara para buruh dan orang-orang kaya, agar sewaktu-waktu bisa diledakkan. Zionis yakin dengan mudah akan mampu mencapai tujuannya, karena agama masyarakat sudah lemah.
Protokol 4

Gerakan Freemasonry akan menjadi ujung tombak terutama untuk menghapus keyakinan bertuhan di tengah masyarakat Kristen. Keyakinan bertuhan akan diganti dengan berbagai macam teori, mulai dari matematika sampai relativitas. Masyarakat akan diarahkan hanya berpikir pada arah persaingan ekonomi dan industri. Situasi seperti ini harus dipertajam, agat terwujud masyarakat yang individualistik. Masyarakat akan apatis pada ajaran agama, nilai-nilai, norma, dan juga politik. Masyarakat hanya akan menguras tenaga dan memeras otak demi pencapaian ekonomi. Paham liberalisme harus disebarkan ke seluruh dunia, agar pengertian kebebasan mampu menimbulkan perpecahan dan disintegrasi yang pada akhirnya akan menghancurkan kaum Goyim. Salah satunya dengan cara melandaskan industri di atas spekulasi.
Protokol 5

Zionis akan melakukan pencemaran nama baik ulama dan pendeta, agar keduanya dipandang hina, bahkan oleh gelandangan. Lewat opini umum Zionis harus memasarkan berbagai pandangan yang akan menggoyahkan keyakinan masyarakat. Jika usaha ini belum berhasil, maka masyarakat harus diberi pandangan baru yang akan terus digali sesuai dengan kebutuhan zaman. Dengan demikian, keyakinan yang lama yang sudah tertanam di dalam hati manusia lambat laun akan goyah dan pada akhirnya akan tersingkirkan karena sudah dianggap tidak sesuai dengan zaman.
Zionis akan berusaha keras untuk mengeksploitasi kebobrokan mental manusia dan menghancurkan nilai-nilai adat. Dengan begitu akan tercipta perpecahan antarmasyarakat di mana saja. Dengan sendirinya, jika hal tersebut tercipta maka kekuatan yang melawan Yahudi akan sirna. Zionis akan mengendalikan masyarakat Kristen dan umat beragama, karena memang kondisi semakin sulit. Sampai akhirnya manusia akan meminta kaum Yahudi menjadi pembimbing dan memimpin manusia pada tata dunia baru. Jika posisi demikian sudah bisa diraih, maka seluruh dunia akan mudah dikendalikan. Tahapan berikutnya adalah membangun pemerintahan internasional tertinggi yang kekuasaannya meliputi seluruh dunia dan dipatuhi oleh seluruh umat manusia.
Protokol 6

Pada protokol ini Zionis akan melakukan penimbunan kekayaan dan potensi finansial internasional. Harta orang-orang Goyim akan disikat habis. Kekuasaan internasional yang Zionis bentuk harus memiliki potensi finansial yang sangat besar dan memiliki popularitas yang tinggi. Bangsa-bangsa yang patuh seolah-olah merasa mendapat perlindungan. Namun sesungguhnya, mereka sedang dilemahkan.
Segala status dan struktur hierarki kebangsawan di luar bangsa Yahudi harus dimusnahkan, termasuk di sektor pertanahan, karena masih akan ada yang disebut tuan tanah. Karena itu Zionis akan berjuang membebaskan tanah dari para tuan tanah, agar masyarakat tidak lagi memiliki tanah yang menjadi kekuatan dan daya tawar tuan tanah.
Pada masyarakat luas harus ditanamkan nafsu berfoya-foya dan semangat bersenang-senang. Rasa malas harus ditanamkan dalam jiwa mereka. Dan tindakan ini akan melahirkan kebangkrutan yang luas di dalam masyarakat. Zionis juga akan menciptakan persaingan yang tajam antarpedagang. Gaji buruh akan dinaikkan, tetapi harga kebutuhan pokok juga akan terus ditingkatkan. Buruh-buruh harus distimulasi untuk senang mabuk-mabukkan, agar tingkat produksi menurun dan rendah.
Protokol 7

Rasa kebencian tidak hanya disebarkan pada perorangan, tetapi juga pada masyarakat antarbenua. Eropa harus didorong untuk selalu membantu menyebarkan isu permusuhan. Jika ada pemerintahan yang menentang dan menghambat tujuan Zionisme, maka diusahakan negara tetangganya merasa terancam yang pada akhirnya membuat kedua negara terlibat dalam peperangan. Agar semua terlaksana, surat kabar dan media informasi dengan skala besar harus menjadi senjata.
Untuk menunjukkan kekuatannya, Zionis tidak akan segan-segan menyerang sebuah negara dengan aksi terorisme yang kejam sebagai pesan. Kekuatan Yahudi yang diketahui oleh bangsa lain, maka hal itu akan membuat bangsa lain merasa takut. Dan jika ada sebuah negara yang melawan, Zionis akan menggempur dan menyerang negara tersebut dengan berbagai senjata buatan Amerika dan buatan negara-negara lain yang telah menjadi sekutu Zionis.
Protokol 8

Menaklukkan budaya juga menjadi salah satu agenda yang akan dilaksanakan di sebuah negara. Zionis akan menguasai penulis, pengarang, politikus, ahli hukum yang telah mengecap pendidikan di lembaga pendidikan Yahudi dan yang telah mendapat doktrin Yahudi. Para sarjana yang lulus dari perguruan tinggi Yahudi akan ditempatkan di posisi-posisi penting dengan kewajiban berbalas budi. Meski demikian, Zionis akan menciptakan kondisi kursi-kursi pemerintahan yang akan diduduki oleh orang-orang yang tidak memiliki wibawa di depan masyarakat, agar posisi mereka tetap lemah. Minimal para pemimpin memiliki akhlak yang buruk, sehingga rakyat mudah marah padanya. Dengan demikian Yahudi akan menguasai dua kekuatan besar, rakyat dengan budayanya, dan pelaku pemerintahan dengan ketergantungan yang tinggi pada Yahudi dan akhlak yang rendah yang mereka miliki.
Protokol 9

Pejabat-pejabat negara yang berasal dari orang selain Yahudi harus dikuasai, agar mudah diarahkan sesuai dengan yang Zionis inginkan. Selain itu, Zionis akan menempatkan orang-orang Yahudi pada posisi-posisi penting di negara-negara penting. Situasi politik harus dibuat terus menerus timpang terutama antara legislatif dan eksekutif. Lagi-lagi, untuk tugas ini Zionis akan mengarahkan visi dan misi surat kabar dan media informasi. Zionis juga akan berjuang sangat keras untuk merusak generasi sekarang dan menodai generasi mendatang baik secara pemikiran, perbuatan, akhlak, dan moral.
Protokol 10

Keluarga-keluarga Non-Yahudi juga akan menjadi sasaran serangan dari kelompok Zionis. Zionis akan merebut dan mempengaruhi setiap sarjana yang pernah dihasilkan masyarakat Non-Yahudi, agar berpihak dan menjadi hamba gerakan Zionis. Dengan kekuatan itu, Zionis akan membangun pemerintahan otokrasi yang bisa diarahkan sesuai keinginan Zionis. Lembaga-lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif harus dipegang oleh orang-orang yang tak segan-segan menerima uang suap. Sementara pemimpin tertinggi harus dipegang oleh agen-agen Yahudi.
Protokol 11

Kaum Zionis dan Yahudi merasa yakin bahwa tuhan telah menakdirkan bangsa Yahudi mengalami diaspora ke seluruh penjuru dunia, agar dia mampu hidup dan berkembang di berbagai negara. Sepintas ini akan dilihat sebagai kelemahan, tetapi Zionis menyebutnya ini sebagai kekuatan. Diaspora yang sudah Zionis alami harus menjadi jembatan emas untuk membangun kekuatan. “Kita harus menjadi seperti singa, dan orang-orang Non-Yahudi akan menjadi domba-domba. Jika singa sudah memasuki kandang domba, domba hanya bisa memejamkan mata dan menerima nasib malangnya”.
Protokol 12

Kontrol media akan diusahakan oleh kelompok ini, bahkan sebelum headline-headline surat kabar dan media informasi diterbitkan. Surat kabar atau perusahaan media yang berpengaruh akan Zionis beli untuk mengimbangi suara-suara dari media independen yang lepas dari genggaman. Buku-buku berbobot akan dibebani pajak yang tinggi, sedang buku murahan akan dipopulerkan dan hanya dikenakan pajak yang rendah. Hal ini bertujuan agar para sarjana enggan menulis buku.
Protokol 13

Opini umum harus dijauhkan dari kebenaran dan informasi yang sesungguhnya. Buah pikiran yang benar akan dihambat dan dikubur dalam-dalam dengan cara menampilkan berita populer yang menyita perhatian publik secara luas di surat kabar. Agen-agen Yahudi yang bekerja di surat kabar akan bekerja keras untuk mengalihkan perhatian masyarakat dengan hiburan, seni, olahraga, bahkan gosip.
Protokol 14

Akan dibentuk bahwa satu-satunya agama yang tersisa adalah agama Yahudi. Bagaimana membentuknya? Seluruh agama akan dikikis habis dengan cara merusaknya melalui berbagai cara, perkembangan pemikiran, inovasi agama terutama melalui liberalisasi agama. Situasi ini akan menguntungkan agama Yahudi, karena kelak manusia akan berduyun-duyun mengikuti ajaran Zionis, meskipun tak akan pernah bisa menjadi Yahudi. Tak ada lagi orang yang mengkritisi agama atau ajaran Yahudi, rabi-rabi akan disembah, dan masyarakat dunia hanya akan mendapat karya-karya picisan yang mengalihkan pandangan mereka.
Protokol 15

Penyebaran agen Yahudi terutama jaringan Freemasonry akan dikirim ke seluruh penjuru dunia. Mereka akan mendapatkan dan menggali data-data akurat untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan yang akurat pula. Dan setelah berkuasa, mereka akan memusnahkan semua gerakan dan komunitas Non-Yahudi dengan cara yang bahkan tak disadari oleh kelompok-kelompok yang akan dihancurkan sendiri. Perpecahan-perpecahan akan terjadi dan kelompok Yahudi bisa dengan mudah cuci tangan dan menghindari tuduhan.
Protokol 16

Zionis akan tampil memimpin pada instansi dan lembaga-lembaga penting, terlebih universitas dan gerakan intelektual. Setelah itu Zionis akan mencoba melakukan penulisan sejarah ulang, menyisihkan sejarah yang menghujat dan menyerang bangsa Yahudi. Namun, yang perlu Zionis waspadai adalah lembaga-lembaga pendidikan yang berjalan dengan kurikulum sendiri yang lebih independen. Tidak seragam secara nasional. Maka akan diusahakan lembaga pendidikan seperti ini akan dilenyapkan. Kemerdekaan berpikir benar dan berpendapat lurus akan dilenyapkan, meskipun kemerdekaan berpikir dan berpendapat adalah slogan mereka, tetapi untuk melenyapkan hal itu mereka akan menyeragamkan cara berpikir manusia melalui media massa. Zionis telah menanamkan pelajaran-pelajaran empiris dan sudah membuang pelajaran-pelajaran non-empiris. Pelajaran ini amat sistematis agar kaum terpelajar tidak mampu berpikir luas dan tidak mampu memecahkan persoalan tanpa bantuan orang lain. Mereka bagai ternak yang dengan mudah akan digiring oleh para penggembala.
Protokol 17

Peran tokoh agama bahkan tokoh agama itu sendiri akan dimusnahkan. Nama mereka akan dicemarkan, agar umat tak lagi percaya dan hormat pada mereka. Jika ada kesempatan yang baik, Zionis akan meruntuhkan Vatikan, bahkan menembak dan membunuh Paus melalui orang lain. Dan jika ini terjadi, kita akan memobilisasi penduduk dunia untuk datang ke Vatikan dan menuntut pengusutan atas pembunuhan. Zionis akan tampil memimpin mereka, hal itu perlu dilakukan agar kita memiliki kesempatan untuk menduduki singgasana Paus, lalu orang Yahudi akan diangkat menjadi Paus dan Kepala Uskup gereja di seluruh dunia.
Protokol 18

Kerusuhan di seluruh dunia akan Zionis ciptakan dan ditunggangi polisi dan petugas keamanan tidak mampu menangani. Maka tokoh-tokoh agama dan penceramah akan diorganisasi untuk menerangkan keadaan. Di saat itulah mereka memainkan peranan seolah-olah memberikan jalan keluar dan simpati pada kondisi masyarakat.
Protokol 19

Politisi dan para pejuang yang Zionis tangkap akan dicitrakan bukan sebagai pahlawan, tetapi sebagai pencuri, kriminal, pembunuh, dan teroris. Masyarakat akan dibuat memiliki anggapan bahwa mereka adalah para kriminal bukan pejuang kebenaran.
Protokol 20

Ciptakan citra bahwa utang luar negeri sebagai bantuan. Padahal mereka sedang terjerat utang. Situasi seperti ini harus terus dipelihara, agar kekayaan-kekayaan negara pengutang terus mengalir ke dalam perbendaharaan kelompok Yahudi. Akal bangsa-bangsa Goyim tidak akan mengerti bahwa utang mereka kepada negara-negara kapitalis akan menguras kekayaan negeri mereka, sebab bunga utang-utang itu akan dibayar dengan hasil bumi dan sumber daya alam mereka. Segera setelah Zionis menguasai kekayaan, menguasai negara-negara dan pemerintahannya, mereka akan menciptakan penguasa-penguasa dan pemerintah yang akan terus berutang dari jaringan finansial Yahudi, sehingga negara dan pemerintahan tersebut semakin tergenggam dalam kekuatan kapitalis.
Protokol 21

Zionis akan mendukung pemerintahan seperti di atas dengan para pemikir dan sejumlah ahli ekonomi yang memberikan saran dan nasihat yang seolah-olah dipandang sebagai jalan keluar. Padahal seluruh nasihat tersebut hanya membuat negara dan pemerintah semakin lumpuh dan kekuatan Yahudi semakin berkuasa. Zionis akan mengerahkan banker, industrialis, pemodal, dan milioner Yahudi seolah-olah membantu negara dan pemerintah. Segala sesuatu tampak bisa diatur dengan sempurna dan angka-angka bermunculan di mana-mana, tetapi akhir dari semuanya adalah kebinasaan untuk bangsa dan negara.
Protokol 22

Emas dan sumber emas harus dikuasai karena emas memegang peranan penting. Dan setelah menguasainya, emas akan dijadikan senjata untuk mencapai tujuan dan cita-cita Zionis menguasai dunia. Dan untuk itu tak ragu-ragu Zionis akan menggunakan kekerasan.
Protokol 23

Zionis akan melemahkan negara-negara dan bangsa yang lain di saat yang sama Zionis akan memperkuat bangsa Yahudi. Setelah kuat, Zionis akan melenyapkan negara-negara tersebut dan juga semua organisasi, tidak saja yang menentang, tetapi juga organisasi dan negara yang semula membantu mereka. Hanya akan ada satu negara dan satu bangsa, Kerajaan Yahudi!
Protokol 24

Para keturunan Daud atau David akan memimpin menjadi raja dan dibantu oleh tokoh-tokoh Zionis. Orang-orang ini harus memiliki otak yang cerdas, brilian, mampu mengendalikan nafsunya, bisa bergaul dengan masyarakat, bersih dari noda dan berani berkorban untuk memenangkan kepentingan dan tujuan besar Zionisme. Dia harus menjadi lambang kejayaan, tangguh, dan karismatik.
Catatan: gambar diperoleh dari berbagai sumber di internet.!
Baca artikel terkait: Resensi : Membongkar Rencana Israel Raya (Erezt Israel)
Sumber:
Dikutip dari Buku “Membongkar Rencana Israel Raya” karya Herry Nurdi
http://en.wikipedia.org/wiki/The_Protocols_of_the_Elders_of_Zion

Sumber : saripedia.wordpress.com/page/2/

WANTED : BENJAMIN NETANYAHU (Hidup atau Mati).!!

DICARI HIDUP ATAU MATI, PENJAHAT PERANG DAN ‘PEMBUNUH NO 1′ TERHADAP MUSLIM PALESTINA’

BAGI YANG MENDAPATKANNYA HIDUP ATAU MATI, AKAN MEMPEROLEH HADIAH UANG TUNAI Rp. 1,- (Harga kepala Benjamin Netanyahu tidak bernilai, bahkan lebih rendah dari harga seekor lalat!)
Siapakah Benjamin Netanyahu?
Benjamin “Bibi” Netanyahu (Hebrew: בִּנְיָמִין “בִּיבִּי” נְתַנְיָהוּ), bahasa Arab: بنيامين نتنياهو, Binyyameen Natayahu; lahir di Tel Aviv, Israel, 21 Oktober 1949; umur 63 tahun) adalah Perdana Menteri Israel. Ia menjabat juga sebagai Ketua Partai Likud, sebagai anggota Knesset, sebagai Menteri Kesehatan Israel, sebagai Menteri Urusan Pensiunan Israel, dan sebagai Menteri Strategi Ekonomi Israel.
Netanyahu adalah menteri pertama dan satu-satunya Perdana Menteri Israel yang lahir di Israel setelah fondasi Negara Israel. Netanyahu bergabung dengan Angkatan Pertahanan Israel pada tahun 1967 di mana ia menjabat sebagai komandan di unit komando elit yaitu Sayeret Matkal, mengambil bagian dalam berbagai misi termasuk misi penyelamatan sandera dari Sabena Penerbangan 571 dibajak pada tahun 1972 (kebetulan di bawah pimpinan Ehud Barak). Dia berjuang di Perang Yom Kippur pada tahun 1973 dan mencapai pangkat kapten sebelum habis. Netanyahu menjabat sebagai Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-bangsa 1984-1988, anggota Partai Likud, dan Perdana Menteri dari bulan Juni 1996 sampai Juli 1999. Netanyahu Menteri Luar Negeri (2002-2003) dan Menteri Keuangan (2003-Agustus 2005) di pemerintah Ariel Sharon, tapi ia berangkat dari perbedaan pendapat mengenai rencana perpisahan jalur Gaza. Dia merebut kembali kepemimpinan Likud pada tanggal 20 Desember 2005. Pada pemilu 2006, Likud tidak buruk, memenangkan dua belas kursi. Pada bulan Desember 2006, Netanyahu menjadi pejabat Pemimpin Oposisi di Knesset dan Ketua Partai Likud. Pada bulan Agustus 2007, ia mempertahankan kepemimpinan Likud dengan mengalahkan Moshe Feiglin dalam pemilihan partai.Setelah pemilihan parlemen 10 Februari 2009, dimana Likud ditempatkan pihak kedua dan sayap kanan memenangkan mayoritas, Netanyahu membentuk pemerintahan koalisi. Dia adalah saudara Komandan Pasukan Khusus Israel Yonatan Netanyahu, yang meninggal selama misi penyelamatan sandera, dan Ido Netanyahu, seorang penulis Israel dan dramawan.
Pada tahun 2010, majalah Inggris New Statesman terdaftar Benjamin Netanyahu di 11 dalam daftar “50 Dunia Angka Paling Berpengaruh 2010″.
LATAR BELAKANG KELUARGA DAN PRIBADI
Benjamin ialah putra Zila dan Ben-Zion Netanyahu (nama aslinya Milikowsky). Sanak keluarga Netanyahu berasal dari Lituania (salah satu negara di eropa timur, bekas pecahan Uni Sovyet). Ben-Zion ialah profesor Sejarah Yahudi dan mantan editor Hebrew Encyclopedia (Ensiklopedi Ibrani), dan bekas pembantu senior dari Zeev Jabotinsky. Kakaknya Yonatan ialah militer yang terbunuh pada Operasi Entebbe pada 1976. Adiknya Iddo ialah radiolog dan penulis. Ketiga bersaudara ini pernah berdinas di satuan pengintai Sayeret Matkal.
Ketika ia berusia 14 tahun, keluarganya pindah ke Amerika Serikat dan menetap di Cheltenham Township, Pennsylvania, sebuah daerah pinggiran kota Philadelphia. Ia lulus dari SMA Cheltenham. Ia memiliki gelar B.Sc dalam Arsitektur dari Institut Teknologi Massachusetts, dan MBA dari MIT Sloan School of Management. Ia juga pernah belajar ilmu politik di Harvard dan MIT. Setelah sekolah pasca-sarjana, Netanyahu kembali ke Israel. Netanyahu mempunyai seorang anak perempuan, Noa, dari pernikahannya yang pertama dengan Micki Weizman. Pernikahan Netanyahu uang kedua adalah dengan Fleur Cates, yang berpindah menjadi pemeluk Yudaisme karena hanya ayahnya yang Yahudi. Kini ia beristrikan Sarah, istrinya yang ketiga, dan dari dia ia memperoleh dua orang anak yaitu Yair and Avner.
Setelah terjun sebentar di dunia bisnis, Netanyahu diangkat menjadi Wakil Kepala Misi dari Kedutaan Besar Israel di Washington, D.C. pada 1982. Kemudian ia diangkat menjadi duta besar Israel untuk Amerika Serikat, dari 1984 hingga 1988. Ia terpilih menjadi anggota Knesset pada 1988 dan duduk di pemerintahan yang dipimpin oleh Yitzhak Shamir dari 1988 hingga 1992. Shamir pensiun dari politik tak lama setelah kekalahan Likud dalam pemilu 1992. Pada 1993, untuk pertama kalinya partai ini mengadakan pemilihan pendahuluan untuk memilih pemimpinnya, dan Netanyahu menang setelah mengalahkan Binyamin Ze’ev Begin, anak almarhum PM Menachem Begin, dan politikus veteran David Levy. (Ariel Sharon mula-mula juga ikut memperebutkan kepemimpinan Likud, namun segera mengundurkan diri ketika jelas bahwa ia akan mendapatkan dukungan yang sangat kecil.)
PERDANA MENTERI (1996-1999)
Netanyahu dipilih pada 1996 setelah gelombang aksi jihad pejuang Palestina menyerang warga sipil Israel. Shimon Peres-yang didukung di TPS-tak bisa menghentikannya dan kepercayaan publik padanya merosot dengan cepat Pada 3 dan 4 Maret 1996, pejuang Palestina mengadakan 2 serangan aksi jihad yang mematikan dan membunuh 32 warga Israel. Kedua serangan itu ialah katalisator utama dalam kejatuhan Peres, yang akhirnya melenyapkan hak pilih karena ketidakmampuannya menghentikan aksi jihad melawan orang-orang Israel. Tak seperti Peres, Netanyahu tak percaya pada ‘jasa baik’ Yasser Arafat dan memelihara kemajuan proses perdamaian terhadap Otoritas Palestina memenuhi kewajibannya-terutama melawan pejuang Palestina. Slogan kampanyenya ialah “Netanyahu-menjaga Perdamaian”.
Sering pemerintahan yang baru mengabaikan yang telah menjadi keputusan pemerintahan sebelumnya. Begitu juga Netanyahu yang berasal dari garis keras Israel ini. Perdamaian yang telah dirintis pendahulunya Yitzhak Rabin dan Shimon Peres diabaikan begitu saja. Sebagai contoh, menurut hasil kesepakatan Perjanjian Oslo, pasukan Israel mesti ditarik dari sejumlah daerah pendudukannya. Namun, sampai beberapa tahun, hal itu tak direalisasikan akibat pergantian pemerintahan.
Sebagai PM ia berunding dengan Yasser Arafat pada forum Persetujuan Wye, namun banyak pernyataan ia mencoba mematikan banyak kemajuan. Pendekatan Netanyahu untuk perundingan perdamaian terkenal dengan:
“Jika mereka akan memberi – mereka akan menerima. Jika mereka takkan memberi – mereka takkan menerima”.
“יתנו – יקבלו. לא יתנו – לא יקבלו”
Tiada kemajuan dalam pembicaraan perdamaian dengan orang-orang Palestina dan Netanyahu gagal mewujudkan langkah yang disetujui atas Persetujuan Oslo. Pada 1996, Netanyahu dan walikota Yerusalem Ehud Olmert memutukan membuka keluaran Tembok Barat. Ini meletuskan 3 hari pergolakan dari orang-orang Palestina, mengakibatkan lebih dari selusin warga Israel dan ribuan warga Palestina terbunuh.
Walaupun ia berprogram melawan ‘terorisme’, Netanyahu dibenci kebanyakan elit dan media massa yang dikenal dengan sayap kiri Israel. Setelah serentetan skandal yang panjang (termasuk gosip tentang istrinya) dan pengusutan membuka perlawanan padanya dalam tuduhan korupsi, Netanyahu kehilangan dukungan dari publik Israel.
Setelah dikalahkan Ehud Barak pada Pemilu Israel 1999, secara temporer Netanyahu beristirahat dari politik.
BIOGRAFI
Awal hidup, dinas militer, pendidikan dan karir publik
Netanyahu lahir tahun 1949 di Tel Aviv dari pasangan Zila dan profesor Benzion Netanyahu, anak tengah dari tiga bersaudara. Semula, dia dibesarkan dan dididik di Yerusalem. Antara 1956 dan 1958, dan lagi pada 1963-1967, keluarganya tinggal di Amerika Serikat di Cheltenham, Pennsylvania, pinggiran Philadelphia, di mana ia menghadiri dan lulus dari Cheltenham High School dan aktif dalam klub debat. Sampai hari ini, ia berbicara bahasa Inggris dengan logat Amerika. Lebih tepatnya, ia masih mempertahankan sebagian besar aksen Philadelphia-nya.
Pada tahun 1967, setelah lulus dari sekolah tinggi, Netanyahu kembali ke Israel untuk terdaftar di IDF. Ia menjabat sebagai seorang prajurit tempur dan seorang komandan dalam unit pasukan elit khusus IDF, yaitu Sayeret Matkal. Ia terlibat dalam misi penyelamatan Sabena Penerbangan 571 dibajak Mei 1972 di mana dia terluka oleh api ramah. Pada tahun 1972 Netanyahu meninggalkan tentara dengan pangkat kapten.
Setelah layanan pasukannya Netanyahu kembali ke Amerika Serikat, mempelajari dan memperoleh gelar BS gelar di bidang arsitektur dari Institut Teknologi Massachusetts pada tahun 1975, sebuah MS gelar dari MIT Sloan School of Management pada tahun 1977, dan belajar ilmu politik di Universitas Harvard. Pada saat itu ia mengubah namanya menjadi Benjamin Ben Nitai (Nitai, referensi baik Nitai Gunung dan dengan bijak Yahudi eponymous Nittai dari Arbela, adalah nama pena yang sering digunakan oleh ayahnya untuk artikel) Bertahun-tahun kemudian,. di wawancara dengan media, Netanyahu menjelaskan bahwa ia memutuskan untuk melakukannya untuk membuatnya lebih mudah bagi Amerika untuk mengucapkan namanya. Fakta ini telah digunakan oleh lawan politiknya untuk menuduh dia secara tidak langsung dari kurangnya identitas nasional Israel dan kesetiaan.
Setelah layanan pasukannya, Netanyahu kembali ke Amerika Serikat, mempelajari dan memperoleh gelar BS gelar di bidang arsitektur dari Institut Teknologi Massachusetts pada tahun 1975, sebuah MS Gelar dari MIT Sloan School of Management pada tahun 1977, dan belajar ilmu politik di Universitas Harvard. Pada saat itu, ia mengubah namanya menjadi Benjamin Ben Nitai (Nitai, referensi untuk kedua Gunung Nitai dan Yahudi bijak eponymous Nittai dari Arbela, adalah nama pena yang sering digunakan oleh ayahnya untuk artikel). Beberapa tahun kemudian, dalam sebuah wawancara dengan media, Netanyahu menjelaskan bahwa ia memutuskan untuk melakukannya untuk membuatnya lebih mudah bagi Amerika untuk mengenal namanya. Fakta ini telah digunakan oleh lawan politiknya untuk menuduh dia secara tidak langsung dari kurangnya identitas nasional Israel dan loyalitas.
Awal karir politik : 1988-1996
Sebelum pemilu legislatif Israel 1988, Netanyahu kembali ke Israel dan bergabung dengan partai Likud. Dalam pemilihan internal, Likud pimpinan Netanyahu Likud menjadapat daftar tempat kelima. Kemudian, ia terpilih sebagai anggota Knesset dari Knesset ke-12, dan yang ditunjuk sebagai wakil menteri luar negeri adalah Moshe Arens dan kemudian David Levy. Netanyahu dan Levy tidak bekerja sama karena terjadi persaingan di antara keduanya. Selama Konferensi Madrid 1991, antara Netanyahu dan anggota delegasi Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Yitzhak Shamir. Setelah Konferensi Madrid, Netanyahu diangkat sebagai Deputi Perdana Menteri pada Kantor Menteri Israel.
Setelah kekalahan dalam [Pemilihan Umum Legislatif Israel, 1992|pemilu legislatif 1992 Israel]], partai Likud mengadakan pemilihan utama pada tahun 1993 untuk memilih pemimpin, dan Netanyahu menang, mengalahkan Benny Mulailah, putra dari almarhum Perdana Menteri Menachem Begin, dan veteran politikus David Levy (Sharon awalnya yang semula mencari pimpinan partai Likud, tapi dengan cepat menarik ketika terbukti bahwa ia menarik dukungan minimal). Shamir pensiun dari politik tak lama setelah kekalahan Likud dalam pemilihan 1992.
Setelah pembunuhan Yitzhak Rabin, sementara penggantinya Shimon Peres memutuskan untuk menelepon pemilu awal untuk memberikan pemerintah mandat untuk memajukan proses perdamaian.Netanyahu, calon Likud untuk Perdana Menteri pada pemilu legislatif Israel 1986 yang berlangsung pada tanggal 26 Mei 1996 dan adalah pemilihan Israel pertama di mana Israel memilih Perdana Menteri secara langsung. Netanyahu menyewa Partai Republik Amerika untuk operasi politik Arthur Finkelstein untuk melakukan kampanye. Meskipun gaya Amerika, gigitan suara dan serangan tajam menimbulkan kritik keras dari dalam Israel yang terbukti efektif. (Metode ini kemudian disalin oleh Ehud Barak selama kampanye Pemilu 1999, dimana dia mengalahkan Netanyahu). Netanyahu memenangkan pemilu 1996, menjadi orang termuda dalam sejarah posisi dan Perdana Menteri Israel pertama yang dilahirkan di Negara Israel. (Yitzhak Rabin lahir di Yerusalem, di bawah Mandat Britania atas Palestina, sebelum berdirinya 1948 negara Israel).
Kemenangan Netanyahu atas terpilihnya pra-favorit Shimon Peres mengejutkan banyak kalangan. Katalis yang utama dalam kejatuhan yang kedua adalah gelombang pemboman bunuh diri lama sebelum pemilu, pada tanggal 3 dan 4 Maret 1996, Palestina dihantam dua bom bunuh diri, sehingga menewaskan 32 orang Israel. Peres tampaknya tidak mampu menghentikan serangan. Tidak seperti Peres, Netanyahu tidak percaya Yasser Arafat yang dikondisikan setiap kemajuan pada proses perdamaian pada Otoritas Nasional Palestina memenuhi kewajibannya – terutama memerangi terorisme, dan berlari dengan slogan kampanye “Netanyahu – membuat aman perdamaian “. Namun, meskipun Netanyahu memenangkan pemilihan Perdana Menteri, Buruh memenangkan pemilu Knesset, mengalahkan Likud-Gesher – aliansi Tzomet, yang berarti Netanyahu harus bergantung pada koalisi dengan Ultra-ortodoks pihak, Shas dan UTJ (yang kebijakan kesejahteraan sosial terbang dalam menghadapi pandangan kapitalistik-nya) untuk memerintah.
Periode Pertama sebagai Perdana Menteri: 1996–1999

Netanyahu dengan Yasser Arafat dan Nabil Shaath di Forum Ekonomi Dunia di Davos, 1997

Netanyahu duduk dengan Madeleine Albright dan Yassir Arafat di Sungai Wye Memorandum
Sebuah serentetan pemboman bunuh diri diperkuat posisi Likud untuk keamanan. Hamas mengaku bertanggung jawab atas sebagian besar pemboman.
Sebagai Perdana Menteri, Netanyahu menimbulkan banyak pertanyaan tentang tempat sentral Proses Perdamaian Oslo. Salah satu poin utamanya adalah ketidaksepakatan dengan premis Oslo bahwa perundingan harus dilanjutkan secara bertahap, yang berarti bahwa konsesi harus dilakukan untuk Palestina sebelum setiap resolusi dicapai pada isu-isu utama, seperti status [[[Yerusalem]], dan mengubah dari Piagam Nasional Palestina. Pendukung Oslo telah mengklaim bahwa pendekatan multi-tahap akan membangun goodwill antara Palestina dan akan mendorong mereka untuk mencari rekonsiliasi ketika isu-isu utama yang diangkat dalam tahap-tahap berikutnya. Netanyahu mengatakan bahwa konsesi hanya memberikan dorongan kepada elemen ekstremis, tanpa menerima apapun gerakan nyata. Ia menyerukan gerakan nyata goodwill Palestina sebagai imbalan untuk konsesi Israel. Meskipun perbedaan lainnya dengan Oslo Accords, Perdana Menteri Netanyahu terus melaksanakannya, tetapi Perdana Ministership melihat ditandai lambat-down dalam Proses Perdamaian.
Pada tahun 1996, Netanyahu dan walikota Yerusalem Ehud Olmert memutuskan untuk membuka keluar di Quarter Arab untuk Western Wall Tunnel, yang sebelum Perdana Menteri Shimon Peres telah memerintahkan harus ditunda demi perdamaian.[14] This sparked three days of rioting by Palestinians, resulting in both Israelis and Palestinians being killed.
Pada Januari 1997, Netanyahu menandatangani Protokol Hebron dengan Palestina yang mengakibatkan pemindahan pasukan Israel di Hebron dan omset otoritas sipil di sebagian besar wilayah ke Otoritas Palestina.
Kurangnya kemajuan proses perdamaian memunculkan adanya negosiasi baru yang menghasilkan Sungai Wye Memorandum pada tahun 1998 yang rinci melalui langkah-langkah yang akan diambil oleh pemerintah Israel dan Otoritas Palestina untuk melaksanakan Perjanjian Interim awal 1995. Hal itu ditandatangani oleh Netanyahu dan Ketua PLO Yasser Arafat. Pada tanggal 17 November 1998, 120 anggota parlemen Israel, anggota Knesset, menyetujui Memorandum Sungai Wye dengan suara 75-19. Sebagai Perdana Menteri, Netanyahu menekankan kebijakan dari “tiga tidak ada”: tidak ada penarikan dari Dataran Tinggi Golan, tidak ada pembahasan kasus Yerusalem, tidak ada negosiasi di bawah prasyarat apapun.
Netanyahu ditentang oleh sayap kiri politik di Israel dan juga kehilangan dukungan dari kanan karena konsesi kepada Palestina di Hebron dan di tempat lain, dan karena negosiasi dengan Arafat umumnya. Setelah serentetan skandal yang panjang (termasuk gosip tentang pernikahannya) dan pengusutan membuka perlawanan padanya dalam tuduhan korupsi (kemudian dibebaskan), Netanyahu kehilangan dukungan dari publik Israel.
Setelah dikalahkan oleh Ehud Barak pada pemilihan Perdana Menteri 1999, secara temporer Netanyahu beristirahat dari politik.
Kegiatan politik setelah tahun 2000

Benjamin Netanyahu
Pada 2002 setelah Partai Buruh Israel meninggalkan kekuasaan dan mengosongkan jabatan Menlu, PM Ariel Sharon mengangkat Netanyahu sebagai Menteri Keuangan. Netanyahu meragukan Sharon pada kepemimpinan dalam partai Likud tetapi gagal memecat Sharon. Setelah pemilihan 2003, Netanyahu menerima jabatan Menteri Keuangan dalam koalisi terbaru bentukan Sharon. Netanyahu tak sekarang mendukung konsep negara Palestina di masa depan, meski pada 2 kesempatan pada tahun 2001, ia menunjukkan keinginannya mempertimbangkan gagasan “Komite Sentral Likud Menolak Negara Palestina” (Haaretz Daily, 13 Mei 2002).
Sebagai Menteri Keuangan, Netanyahu menjalankan rencana ekonomi yang hebat untuk memperbaiki ekonomi Israel dari keterpurukannya selama Intifadah al Aqsa. Rencana itu meliputi langkah terhadap pasar bebas, walau telah dilihat banyak lawannya kontroversial.
Pada 7 Agustus 2005, Netanyahu mengundurkan diri sebagai Menteri Keuangan dalam protes terhadap rencana penarikan Israel dari Jalur Gaza dan digantikan oleh Ehud Olmert.
Menyusul penarikan Ariel Sharon dari Likud, Netanyahu ialah salah satu calon yang mengincar jabatan kepemimpinan. Percobaan terbarunya sebelum ini ialah pada September 2005 saat ia mencoba memegang lebih awal untuk kedudukan ketua Partai Likud position, sedangkan partai ini masih berkuasa dalam kancah perpolitikan Israel- lalu secara efektif mendepak Ariel Sharon dari jabatannya. Partai ini menolak usul itu. Netanyahu mengambil kembali kepemimpinan pada 20 Desember dengan 47% suara.
Keluarga dan kehidupan pribadi
1. KAKEK : Nathan Mileikowsky
(Penulis dan aktivis Zionist)
2. AYAH : Benzion Netanyahu
(Profesor Sejarah dan aktivis Zionist)
3. BIBI : Elisha Netanyahu
(Profesor Matematika)
4. BIBI : Shoshana Shenburg
(Hakim Pengadilan Agung Israel)
5. KAKAK KANDUNG : Yonatan Netanyahu
(Komandan Sayeret Matkal)
6. Benjamin Netanyahu
(Perdana Menteri Israel)
7. ADIK KANDUNG : Iddo Netanyahu
(Radiologis, penulis dan dramawan)
8. SAUDARA TIRI : Nathan Netanyahu
(Guru Besar Ilmu Komputer)
Terkait dengan Rabbi Eliyahu dari Vilna (yang Gaon Vilna) di sisi pihak ayah,Netanyahu lahir di Tel Aviv,Benzion Netanyahu (Mileikowsky nama asli) dan Cela (Tsilah; Segal née). Ibunya lahir pada tahun 1912 di Petah Tikva, bagian dari masa depan Mandat Britania atas Palestina yang akhirnya menjadi Israel. Meskipun semua kakek-neneknya lahir di Kekaisaran Rusia (sekarang Belarusia, Lithuania dan Polandia), orang tua ibunya pindah ke Minneapolis di Amerika Serikat. Ayah Netanyahu adalah seorang profesor mantan [[sejarah [Yahudi]] di Universitas Cornell,editor mantan Encyclopaedia Hebraica, dan seorang pembantu senior mantan Ze’ev Jabotinsky, yang tetap aktif dalam penelitian dan penulisan ke 90-an nya. Kakek dari pihak ayahnya adalah Rabbi Natan Mileikowsky, terkemuka rabbi Agama Zionis dan penggalangan dana JNF.
Netanyahu saudara yang lebih tua, Yonatan, tewas dalam Uganda selama Operasi Entebbe pada tahun 1976. Adiknya, Ido, adalah seorang radiolog dan penulis. Ketiga saudara bertugas di yaitu Sayeret Matkal unit pengintai dari Angkatan Pertahanan Israel.
Perkawinan pertama Netanyahu dengan Dr Miriam Weizmann, di mana pasangan ini memiliki anak perempuan bernama Noa. Perkawinan yang kedua (1981-1984) dengan Fleur Cates, warga Inggris yang dia temui saat mereka berdua tinggal di Boston. Pada tahun 1991, Netanyahu menikah dengan istri ketiganya, Sara Ben-Artzi, psikologi bekerja sebagai pramugari, yang dijumpainya dalam penerbangan El Al dari New York ke Israel. Dia dan Sara memiliki dua putra, Yair dan Avner.
Pada semester pertama tahun 2008, dokter mengeluarkan sebuah polip usus besar polip kecil yang terbukti menjadi jinak.
Netanyahu menjadi seorang kakek pada tanggal 1 Oktober 2009 ketika putrinya, Noa Netanyahu-Roth (menikah dengan Daniel Roth) melahirkan seorang anak laki-laki, Shmuel.
Buku karangan Benjamin Netanyahu
Selama bertahun-tahun Benjamin Netanyahu menulis lima buku, tiga di antaranya fokus pada anti-terorisme. Buku-buku yang ditulis meliputi:
1. Terorisme Internasional: Tantangan dan Respon (Lembaga Jonathon, 1980) (ISBN 0-87855-894-2)
2. Terorisme: Bagaimana Barat Bisa Menang (Farrar Straus & Giroux, 1986) (ISBN 0-380-70321-1)
3. Tempat antara Bangsa (Bantam, 1993) (ISBN 0-553-08974-9)
4. Memerangi Terorisme: Bagaimana Demokrasi Bisa Kalahkan Terorisme Domestik dan Internasional (Diane Pub Co, 1995) (ISBN 0-374-52497-1)
5. A Durable Peace: Israel dan Tempat Its antara Bangsa (Warner Books, 2000) (ISBN 0-446-52306-2)
Israel dibawah kepemimpinan PM. Benjamin Netanyahu Melakukan Pembersihan Etnis (Genosida) di Gaza (Palestina)

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam keras serangan-serangan yang dilancarkan Israel terhadap wilayah Jalur Gaza. Erdogan bahkan menuding Israel, dibawah kepemimpinan PM. Benjamin Netanyahu sedang melakukan pembersihan etnis di Gaza.
“Israel sedang melakukan pembersihan etnis dengan mengabaikan perdamaian di wilayah ini dan melanggar hukum internasional,” cetus Erdogan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (20/11/2012).
“Israel sedang menduduki wilayah Palestina selangkah demi selangkah,” imbuh pemimpin Turki itu.
Menurut Erdogan, serangan-serangan udara Israel terhadap Gaza tak bisa dianggap sebagai pertahanan diri. Erdogan pun menyebut negara-negara Barat (Amerika Serikat, Uni Eropa dan Sekutunya) membantu apa yang disebutnya sebagai “negara teroris” dengan membiarkan kekerasan di Palestina.
“Cepat atau lambat, Israel akan menjawab untuk darah tak bersalah yang telah ditumpahkannya sejauh ini,” kata Erdogan.
Sebelumnya, Erdogan menuding Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) “menutup mata” atas serangan-serangan Israel terhadap rakyat Palestina. Menurut Erdogan, badan dunia itu memiliki standar ganda terhadap kaum muslim.
Israel Harus Diadili Atas Kejahatan Perang

Israel dibawah kepemimpinan PM Benjamin Netanyahu dianggap Iran sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas konflik di Gaza. Bahkan menurut pemerintah Iran, Israel harus diadili atas kejahatan perang.
“Baik Iran maupun Hamas tidak menginginkan konflik atau perang, atau bermaksud membahayakan nyawa orang-orang tak bersalah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (20/11/2012).
“Pihak yang bersalah adalah rezim kriminal Zionis (Israel), yang seharusnya diadili atas kejahatan perang,” cetus pejabat tinggi Iran itu dalam briefing mingguan.
Mehmanparast juga memuji “respons keras” dari Gaza dan menekankan pentingnya warga Palestina dipersenjatai untuk melawan Israel. “Yang penting adalah agar warga Palestina dipersenjatai untuk membela diri mereka,” tegas Mehmanparast.
Hal ini disampaikan menanggapi pernyataan Presiden Israel Shimon Peres sebelumnya. Peres menuding Iran lebih mendorong rakyat Palestina untuk terus melakukan serangan roket terhadap Israel daripada menegosiasikan gencatan senjata.

Peta Jalur Gaza/Palestina (Lokasi pembantaian kaum muslim palestina oleh ‘negara teroris’ Zionis Israel dibawah pimpinan PM. Benjamin Netanyahu)
sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Netanyahu
http://news.detik.com