Jumat, 27 September 2013

Sejumlah Argumen Dan Pernyataan Syi'ah Yang Dapat Dipatahkan Bagian 1


Bismillahirrahmanirrahim...

Pendahuluan
Kemunculan orang-orang yang berkepentingan duniawi dan dengki terhadap Islam, dan manusia-manusia yang masuk Islam dengan membawa kepentingan untuk merusaknya dari dalam menjadi penyebab tersulutnya fitnah besar di tengah umat Islam yang berujung pada terbunuhnya Khalifah ‘Utsmân Radhiyallahu anhu dan berkobarnya peperangan-peperangan yang memecah kesatuan umat. Selanjutnya, timbullah golongan-golongan (sesat) dalam Islam. Masing-masing golongan berupaya membenarkan pendapat (ideologi)nya dengan memalsukan hadits-hadits atas nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dari situlah, hadits-hadits palsu berkembang. Tema-temanya pun beragam, di antaranya berisi keutamaan seseorang, madzhab, wilayah tertentu atau sebaliknya menyerang orang-orang maupun kelompok tertentu.

Usaha-usaha pemalsuan hadits atas nama Rasûlullâh  didorong oleh berbagai motivasi dan kepentingan. Di antaranya, bertujuan merusak aqidah Islam, mencari popularitas, fanatisme madzhab, mengais penghidupan seperti yang dilakukan oleh qushshâsh (para tukang cerita).

“Pemalsuan hadits yang terjadi, bukanlah fenomena kebetulan yang muncul tanpa direncanakan. Akan tetapi, merupakan gerakan dengan orientasi tertentu dan perencanaan yang komprehensif. Gerakan ini memiliki bahaya dan dampak buruk besar. Di antara dampak buruknya yang langsung mengenai sekian banyak generasi Islam di banyak negeri, tersebarnya pendapat-pendapat yang aneh, kaedah-kaedah fiqih yang syadz, dan keyakinan menyimpang serta pandangan-pandangan yang lucu. Hal-hal yang menyimpang ini didukung dan dipropagandakan oleh golongan-golongan sesat dan kelompok-kelompok tertentu…Sering kali hadits-hadits palsu ini bertentangan dengan akhlak dan akal yang lurus, dan apalagi dengan Kitabullâh dan petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kaum syi'ah, golongan terdepan pemalsu Hadits
Salah satu langkah yang ditempuh golongan batil untuk mencari pengikut, yaitu melalui pengadaan hadits-hadits palsu dan menyebarluaskannya di tengah manusia. Pasalnya, mereka tahu benar bahwa kaum Muslimin sangat mencintai sunnah (hadits-hadits) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ingin mengetahui lebih mendalam. Selanjutnya, mereka ini (golongan batil) mereka-reka hadits-hadits (palsu) dan menisbatkannya kepada Rasûlullâh Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika kaum Muslimin mendengarkannya, umat akan memahami itu merupakan perkataan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga menganggapnya sebagai kebenaran. Padahal sejatinya itu adalah hadits palsu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengucapkan atau melakukannya sama sekali. !

Baiklah, berikut sejumlah argumen dan pernyataan-pernyataan syi'ah yang dapat dipatahkan dan dibantahkan, semoga dengan membaca ini kaum muslimin menjadi lebih tahu terhadap kesesatan syi'ah dan betul-betul waspada untuk menjauhinya.

Pertama:  Golongan syi'ah beri'tikad bahwa Sayyidina Ali RA. adalah seorang Imam yang Ma'shum, kemudian kita memperdapati mereka mengakui bahwa sayyidina Ali menikahkan putrinya (saudara perempuan Hasan & husain) kepada U'mar bin Khattab. Nah, dari sini kita dapat lihat bahwa syi'ah menetapkan dua hal:
1. Bahwa A'li bukanlah seorang yang Ma'shum, karena ia menikahkan putrinya kepada orang kafir, ya'ni U'mar bin khattab (Syi'ah menganggap Umar dan sahabat yang lain adalah Kafir karena mereka merampas Khilafah dari Ali). tentu saja ini membatalkan Asas-asas Madzhab mereka sendiri.
2. Bahwa U'mar adalah seorang muslim, karena Ali ridho terhadap U'mar untuk menikahi puterinya.

Kedua: Syi'ah menganggap bahwa Abu Bakar dan Umar adalah kafir,  tapi kemudian kita melihat bahwa sayyidina Ali (yang menurut syi'ah adalah imam Ma'shum) telah ridha dan rela terhadap kekhalifahan keduanya. ini membuktikan bahwa Ali bukanlah seorang yang Ma'shum karena dia rela dan setuju untuk membai'at dua orang yang kafir dan zalim sebagai khalifah. dan hal ini tentu saja membatalkan ke-Ma'shuman Ali dan sekaligus menjadi sebuah pertolongan terhadap orang kafir dan zalim akan kekafiran dan kezalimannya. atau malah sebaliknya, bahwa yang dilakukan Ali adalah hal benar, karena dia mengakui bahwa keduanya adalah Mu'min yang shadiq dan a'dil. Nah, maka yang salah dan sesat adalah syi'ah karena mereka berbeda dengan imam mereka dalam hal pengkafiran Abu Bakar dan Umar juga celaan dan La'natan yang mereka tujukan terhadap keduanya. maka saatnya kita memilih, apakah kita mengikuti Ali yang ridha terhadap keduanya atau malah mengakui syi'ah yang sesat dan menyalahi Imam mereka sendiri.

Ketiga: sayyidina Ali Ra. telah menikah dengan beberapa perempuan setelah wafatnya sayyidah Fatimah Ra. kemudian mereka melahirkan beberapa anak, berikut adalah ama-nama anak-anak sayyidina Ali yang lahir dari rahim Istri-istrinya ini: A'bbas bi Ali bin abi Thalib, Abdullah bin Ali, Ja'far bi Ali, Utsman bi Ali, Ubaidillah bin Ali, Abu Bakar bin Ali, Yahya bin Ali, Muhammad al-ashgar bin Ali, A'un bin Ali, U'mar bin Ali, Ruqayyah binti Ali. yang jadi pertanyaan adalah : Bagaimana mungkin A'li menamakan anak-anaknya dengan nama-nama orang yang jadi musuh beratnya seperti Abu bakar, U'mar dan Utsman?(seperti yang di kalim oleh syi'ah). Jelaslah sudah terbukti bahwa A'li ridha dan rela terhadap mereka dan mengakui keimanan mereka, bukan malah menganggap mereka adalah kafir dzalaim. maka lagi-lagi syi'ahlah yang salah dan mengarang cerita seingin syahwatnya saja, dan berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi.

Keempat: Pengarang kitab "Nahju al-balaghah" kitab yang sangat Mu'tamad dikalangan syi'ah meriwayatkan bahwa Ali menolak atas tawaran Khilafah, dan berkata: "Tinggalkan aku, carilah orang lain!". ini menunjukkan batalnya madzhab syi'ah yang mewajibkan Khilafah dan Imamah terhadap Ali, karena bagaimana mungkin Ali menolak kalau ia tahu dan mengakui bahwa Khilafah telah allah SWT wajibkan untuk dirinya?!

Kelima: Al-kailany menyebutkan dalam kitab "al-Kafy": bahwasnya para Imam syi'ah mengetahui kapan mereka akan mati, dan mereka tidak akan mati kecuali setelah mereka memintanya. kemudian Al-Majlisy menyebutkan didalam kitabnya "Baharu al-anwar" : "Seorang imam tidak akan mati kecuali mati terbunuh atau diracun". maka apabila seorang imam ini tahu akan hal-hal yang ghaib(seperti yang dikalim syi'ah), maka tentu saja ia akan tahu apakah makanan yang dihidangkan dihadapannya ber-racun atau tidak, dan kalau ternyata ber-racun ia bisa menjauhinya, kalau ia tetap memakannya sedangkan ia tahu makanan tersebut ber-racun maka ia akan mati membunuh dirinya sendiri, karena ia tahu makanan tersebut ber-racun. sedangkan Rasulullah Muhammad SAW bersabda: bahwa orang-orang yang mati bunuh diri akan dimasukkan kedalam neraka. "Apakah syi'ah ridha ini terjadi terhadap imam-imam mereka?!"
 Wallahu A'lam,
InsyaAllah bersambung ke Part selanjutnya.

Sumber: disarikan dan diterjemah oleh Harun Lubis dari kitab "As'ilah Qodat Syabab As-syi'ah Ila Al-haq" penulis: Ustadz sulaiman Shalih al-khurosyi. Terbitan penerbit Al-khair.

0 komentar:

Posting Komentar