Mengungkapkan kegembiraan atas nikmat yang diberikan oleh Allah
adalah sunah hukumnya. Memperingati hari kelahiran termasuk dalam hal
itu. Firman Allah dalam ad-Dhuha yang artinya: “Dan terhadap nikmat
Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)”
Syariat
juga menyuruh untuk memperingati ‘hari-hari’ Allah, dan di dalamnya
termasuk hari kelahiran. Karenanya Rasulullah sallallahu alaihi wa
sallam berpuasa hari Senin setiap minggunya demi mensyukuri nikmat kelahiran beliau.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Ansari, bahwasanya Rasulullah ditanya
tentang puasa hari Senin. Beliau menjawab: “Itu adalah hari kelahiranku,
dan hari aku diutus atau hari diturunkannya wahyu kepadaku.” (HR.
Muslim)
Merayakan ulang tahun diperbolehkan oleh syariat, karena di dalamnya terdapat luapan rasa gembira, dengan syarat masih dalam koridor adab dan menjaga kehormatan, serta jauh dari perkara haram dan dosa.
Atas dasar itu, kebiasaan sebuah masyarakat yang memotong kue tart dan memasang foto di atasnya atau menulis kalimat “Happy Birth Day” termasuk perbuatan yang diperbolehkan dan tidak ada dosa di dalamnya.
-Darul Ifta Mesir
Sumber: Koran Shaut Al-Azhar edisi 17 Rajab 1435 H.
Merayakan ulang tahun diperbolehkan oleh syariat, karena di dalamnya terdapat luapan rasa gembira, dengan syarat masih dalam koridor adab dan menjaga kehormatan, serta jauh dari perkara haram dan dosa.
Atas dasar itu, kebiasaan sebuah masyarakat yang memotong kue tart dan memasang foto di atasnya atau menulis kalimat “Happy Birth Day” termasuk perbuatan yang diperbolehkan dan tidak ada dosa di dalamnya.
-Darul Ifta Mesir
Sumber: Koran Shaut Al-Azhar edisi 17 Rajab 1435 H.
Wahh ternyata boleh y kak ?
BalasHapus